Jumat, 22 Maret 2013

Keponakanku Gay

Hari itu, entah kenapa sejak bangun tidur tadi pagi, bawaanku selalu
horny. Ini bukan lagi sekedar efek morning erection bagi stiap pria di
pagi hari. Namun bawaan untuk mengkhayal hal hal yang erotis ini terbawa
siang hingga sore hari.

Tampilan iklan di televisi yang biasanya berlalu begitu saja, namun
seharian itu aku malah mengkhayalkan hal yang tidak tidak.
Menjelang sore, seperti biasa teman-temanku berdatangan untuk sekedar
ngobrol, numpang nonton TV, atau ada yang iseng bermain game di
komputerku. Dan aku seperti biasa menyiapkan minuman segar dan menemani
mereka. Dan setelah hampir tiga jam ngobrol, lalu teman-temanku pulang
sehingga tinggal aku saja yang menonton acara TV.

Aku ke kamar mandi untuk mandi membersihna badan. Setelah membuka baju
dan celanaku, tinggallah celana dalam yang menimbulkan sesuatu yang jadi
berbentuk seperti jendolan. Oh, my god! Aku masih terus ereksi! Mungkin
saatnya aku mengeluarkan sesuatu dari dalamnya sehingga aku bisa menjadi
tenang. Lalu muncul ideku untuk membuatnya berkurang ereksinya. Ku ambil
pencukur kumis, dan berniat untuk mencukur bulu kelaminku yang sudah
lebat sekali. Kutarik pelan-pelan celana dalamku, lalu kuambil pencukur
itu, dan kuhabiskan seluruh bulu yang ada di sekitar kontolku.

Bukannya berkurang ereksinya karena takut tergores silet pencukur, malah
kontolku semakin tegang saja. Setelah semua bulu kelaminku tercukur
bersih. Lalu iseng aku genggam senjata kebanggaanku itu. Aku mulai
membayangkan hal hal yang erotis dan mesum Namun konsentrasiku tidak
lagi terpusat pada satu adegan erotis, namun banyak kelebatan adegan
film bokep yang membuatku semakin terbawa nafsu birahiku. Tanpa sengaja
aku duduk di closet kamar mandiku. Lalu aku meremas batang kontolku
dengan penuh perasaan. Aku mulai mengkonsentrasikan adegan erotis secara
runut.

Kubayangkan aku sedang menciumi bibir seseorang yang sensual.
Membayangkan hal itu sambil aku terus mengocok kontolku. Dan efeknya,
aku jadi gemetaran. Kusambar sabun mandiku dan kubalurkan ke batang
kontolku. Lalu aku terus mengocok dan semakin intens kuremas remas pula.
Sesekali aku gerayangi kedua bijir pelerku juga, lalu kudorong bagian
bawah bijiku itu sehingga kontolku semakin tegang tengadah ke atas
menyentuh perutku. Kugesek dengan telapak tanganku dengan arah ke atas
dan ke bawah, sambil kubayangkan ada tangan lain yang melakukan kocokan
di kontolku. Dan efeknya? Wow! Batanganku mulai berdenyut-denyut dan
akupun merasakan kenikmatan tersendiri. Ada sebuah perasaan yang sulit
dijelaskan dengan ungkapan. Semakin terbang anganku terbawa libido
birahiku, hingga kudengar ketukan pintu yang membuyarkan lamunan tingkat
tinggiku.

Aku agak kaget saat kudengar suara ketukan pintu dan ada yang
memanggilku. Segera kuguyur tubuhku dengan air, terutama sisa sisa busa
sabun di bagian selangkanganku. Sambil membasuhi tubuhku, aku melongok
bercermin pada kaca kamar mandi. Wow! Tubuh yang indah! Cute,
menggemaskan! Aku selalu terangsang sendiri saat melihat diriku di
cermin. Kubayangkan aku meniduri diriku sendiri lalu bercinta sampai
pagi. Aku kembali dikejutkan oleh ketukan yang semakin keras. Buru buru
aku menyelesaikan mandiku.

"Kak, Kakak, bukain dong!" seru sebuah suara tergesa-gesa. Gawat! Aku
buru-buru menyambar handuk lalu memakai celana dalam, dan berpakaian
lengkap.

"Sebentar!" Setelah kubuka pintu, ternyata keponakanku Harry dengan
wajah polosnya yang nampak sedang kebingungan.

"Ada apa?"

"Tolong Kak, aku mau ngerjain tugas malam ini, tapi komputerku tiba-tiba
rusak"

"Lho, apa hubungannya sama aku?" ledekku bercanda.

"Ah, Kakak ini, ayolah, besok tugas ini harus dikumpulin. Kakak betulin
komputerku ya"

"Iya, iya, sebentar", lalu aku mengambil beberapa keping CD yang mungkin
diperlukan untuk memperbaiki komputer Harry.

Kami melaju dengan motor Harry. Baru kali ini aku dibonceng keponakanku
Harry, karena sebenarnya beberapa kali saat komputernya rusak, selalu
Yoyok, pembantu Budheku yang menjemputku. Kuamati terus bagian belakang
leher keponakanku ini, lalu kulit pipinya yang halus, dan, bau khas
badannya yang entah memakai deodoran jenis apa. Di jalan Harry terus
bercerita tantang komputernya yang tiba-tiba rusak, tetapi aku tidak
begitu mendengarnya, karena sura deru motor. Apalagi pikiranku juga
sibuk membayangkan hal-hal porno karena tadi di kamar mandi belum sempat
selesai.

Dan saat ini aku ada di belakang ponakanku Harry yang sedang beranjak
dewasa ini. Apalagi dia sedang memakai baju ketat, sehingga otot
lengannya tercetak jelas. Apalagi tengkuknya juga kuperhatikan banyak
ditumbuhi bulu bulu halus. Uh, pastilah saat dia terangsang, bulu kuduk
ini akan berdiri. Dan saat dicium oleh pasangannya, pasti dia akan
merasakan sensasai dengan bulu bulu itu. Ups, pikiran sesnsualku semakin
menjadi jadi. Dan itu berlangsaung hingga sampai di rumah Harry yang
berjarak sekitar 5 kilometer. Ternyata ada beberapa teman Harry yang
sedang nongkrong sambil bermain gitar. Salah satunya aku kenal, Miko.
Cowok gemulai yang berprofesi sebagai MC dan juga penyiar salah satu
radio terkenal. "Sedang apakah dia di rumah Harry, ini",pikiranku
menerawang.

"Helo profesor, gimana kabarnya? Tolongin yah si Harry. Karena dia dah
nggak tau mo diapain lagi komputernya. Tiap hari diutak atik terus. Sok
pinter sih" kata si Budhe Misye, menyapaku.

"Aduh mama. Orang komputernya yang rusak sendiri" Harry membela diri
dengan gayanya yang polos. Aku cuma tersenyum menanggapinya. Kami
langsung menuju kamar Harry.

"Gimana sih gejalanya?" tanyaku sambil menekan tombol power.

"Nggak tau tuh, kok selalu nggak bisa muncul windowsnya."

"O, ini kan ada file yang korup" aku mendiagnosa setelah kulihat pesan
muncul di monitor saat itu.

"Korup? Mana kutau? Abis pake bahasa inggris gitu errornya"

"Makanya, bahasa inggris tuh lebih penting daripada bahasa jawa, hehe"
aku mencoba meledeknya.

Berikutnya, aku serius mengotak-atik komputer itu sehingga jarang
berbicara. Setelah beberapa menit, Harry bertanya padaku..

"Kira-kira bisa nggak ya komputerku jadi normal lagi malam ini?"

"Alaa, paling banter kan rusak trus bisa beli baru. Minta ama Mamamu"
jawabku sekenanya.

"Ah Kakak ini bercanda terus, aku gugup nih, tugas belum diketik sama
sekali."

Harry terlihat cemberut. Lalu kulihat dia melepas kaosnya, mungkin
kepanasan. Aku sempat melirik badannya yang bersih. Wow, kulit remja
tanggung ini cukup bersih dan badannya dijejali otot otot. Sekilas aku
nilai, badan dia lebih bagus dari tubuhku sendiri. Ah, jadi iri.. Saat
itu aku bisa melihat badannya dengan leluasa. Sungguh iri memliki kulit
bersih tanpa cacat seperti itu. Apalagi bulu bulu di dada hingga turun
ke arah perut itu menambah jantan penampilan keponakan cowokku ini.

Kira-kira beberapa langkah lagi aku menyelesaikan tugasku, jadi aku
tinggal menunggu proses yang berlangsung di layar monitor computer. Lalu
tak sengaja mataku tertuju pada bungkusan koran yang membentuk kotak.
Iseng aku buka, ternyata koran itu membungkus dua CD. Dan betapa
terkejutnya, ketika aku buka bungkusan itu. Ternyata CD itu video bokep
gay. Covernya menampilkan gambar dua cowok bule yang sedang berpelukan,
dan bule yang lain sedang mengisap kontol. Sedang CD yang lain,
gambarnya tidak sevulgar cover pertama, tapi tetap menampilkan dua sosok
cowok bertelanjang dada. Sudah pasti itu juga film gay. Sembrono sekali
menaruh barang yang sifatnya rahasia, tergeletak di meja komputer.
Mungkin dia terlupa, dan ga sempat mengamankannya.

"Ah, apakah keponakanku ini seorang gay?,"aku berfikir keras. Aku sangat
terkejut dan tak pernah menyangkanya. Lalu aku tutup lagi dan kubungkus
lagi seperti sedia kala.

Kulihat Harry yang bertelanjang dada sedang sibuk menekan-nekan tombol
HP-nya.

"Har, ini barangmu ya?,"tanyaku sambil memandanginya.

"Apa? Oh, itu punya si Miko,"jawabnya sambil beringsut berdiri. Lalu
buru buru mengambil bungkusan CD itu.

Ah, apakah adik ponakanku ini gay?. Rasanya sulit kupercaya.

"Har, kamu ama Miko ada hubungan apa?,"tanyaku penuh tuduhan.

"Ah, ga ada apa-apa. Cuma berteman biasa,"jawab Harry mengelak terlihat
gugup.

"Kamu ngaku aja. Aku dah tau isi di bungkusan koran itu. Itu film bokep
gay,"aku berusaha memojokkan Harry.

Saat itulah Harry terlihat pucat dan dia buru buru memelukku.

"Kak, tolong jangan bocorin ke mama ya. Please. Kakak jangan bongkar
aibku ini ya?"hiba Harry.

Lho..lho.. apa apaan ini. Kok jadi begini. Aku tidak menyangka jika
respon Harry akan panik dan histeris seperti ini.

"Emang kamu sudah melakukan apa saja,"tanyaku ingin tau.

"Ga melakukan apa-apa kok,"Harry mencoba berkelit.

"Kamu ngaku dan berterus terang aja lah,"desakku.

"Anu..eh…anu…kami Cuma saling oanani saja. Ga lebih. Sumpah!!,"Harry
agak berteriak meyakinkan.

"Oh ya? Saling oanani saja?,"tanyaku menyelidik.

"Iyah. Aku belum melakukan hal hal lebih jauh,"ujarnya lagi.

"Bener yah? Tadi katanya ga melakukan apa-apa. Sekarang cuma saling
oanani. Yang bener yang mana,"tanyaku sedikit meledek.

"Jangan jangan kamu sudah melakukan sodomi segala,"tuduhku.

"Eh…iya..eh, itu baru sekali saja kok,"Harry menjawab dan itu membuatku
semakin terkejut.

Dan saat itu Harry nampak sangat gugup, sehingga dia yang berada di
belakangku kini tangannya secara reflek memijit punggungku.

Aku jadi keenakan dipijit oleh tangan Harry yang kokoh ini.

"Ehe, kok aku malah ngaceng, Ha.. Ha.." ledekku dengan menunjukkan kesan
bercanda.untuk mencairkan ketegangan. Harry cuma tersenyum kecut sambil
melepaskan tangannya.

"Kok dilepasi. Terusin aja,"perintahku.

Dan Harry akhirnya meneruskan aksi memijiti punggungku.

"Kamu tuh kan cakep. Dan si Miko juga cakep. Aapalagi aku tahu kalau
banyak cewek yang naksir kamu. Bahkan Lusy juga sempat minta tolong
untuk dicomblangin ama kamu. Kok malah kalian ini terlibat hubungan
sejenis. Kamu emang gay?,"aku bertanya.

"Ga kok Kak. Ini cuma just fun saja. Senang senang sesaat dalam hal
seks,"Harry menjelaskan.

Ah, senang senang soal seks? Pikiranku langsung tertuju pada aksi
onaniku tadi yang sempat terhenti gara gara Harry datang menjemputku.

"Kok bisa dengan sesama cowok?"tanyaku menyelidik.

"Karena kalau ama cewek, jelas resikonya lebih berat. Belum lagi kalau
hamil. Bisa berabe, dan bikin malu keluarga. Tapi kalau ama cowok, kan
nikmatnya dapet, tapi ga bikin hamil,"jelas Harry.

Wwoww..boleh juga. Hal ini langsung membuat rasa ingin tahuku tersentil.

"Emang rasanya enak?"tanyaku polos.

"Iyah. Enak kok. Kakak mau coba?,"cengir Harry.

"Hah?! Gila!!. Aku buhan homo ya!!,"umpatku.

"Aku juga bukan homo, Kak. Kan cuma menyalurkan hasrat seks sesaat saja.
Ga harus jadi homo,"adik ponakanku ini membela diri.

"Ooh…"mulutku melongo.

"Diapain aja seh,"tanyaku terlihat pilon.

"Kakak diam saja ya," Harry memberitahuku. Lantas dia menurunkan
tangannya ke arah dadaku. Aku merasakan geli. Namun Harry membisiku agar
dia. Lalu tangan Harry meilin milin putting tetekku. Ada aliran nikmat
menyengati sekujur tubuhku. Spontan, benda di selangkanganku menjadi
bengkak. Lalu dagu Harry digesek gesekkan di tengkukku, dan itu
kurasakan sensasinya luar biasa. Akupun semakin larut oleh aksi Harry.

Aku gemetaran dan semakin terangsang.

Harry terus maju dan akhirnya Harry berhasil mendekap badanku. Aku coba
meronta, tapi karena aku lebih pendek dari Harry. Dia mengunci kedua
tanganku dengan tangan kanannya dan membawaku ke belakang badannku,
sehingga tangan kirinya bebas merayap di dadaku. Dan itu yang paling
membuatku horny. Sambil terus begitu, Harry mulai mencium pipiku dan aku
mulai tenang, atau mungkin aku berpikir untuk sedikit bersikap lunak
karena tadi orgasmeku tertunda.

Aku diam saja. Harry terus menciumi wajahku, lalu tangan kanannya
melepaskan kedua tanganku dan berganti meremas-remas kontolku dari
celana panjangku. Akhirnya lama-lama aku menikmatinya juga, buktinya aku
memejamkan mata sambil mendesah. Harry membuka celanaku yang tidak
berikat pinggang, dan kepala kontolku yang bersih langsung terlihat
menyembul melebihi ukuran celana dalamku. Diusapnya perlahan-lahan
kepala kontolku bagian bawah lalu dipijat pijat lembut. Karena rasa
nikmat begitu kuat mendera, aku terus menikmatinya sampai-sampai badanku
gemetar.

Wah, jangan-jangan nanti aku ketagihan, pikirku. Baguslah! Lubang
kontolku mulai mengeluarkan precum, dan Harry langsung menjilatinya,
lalu dimasukkan sekalian batangan itu ke mulutnya. Dan dia buat gerakan
maju mundur di mulutnya. Aku begitu keenakan sampai-sampai kedua
tanganku meremas-remas seprei kasur Harry.

"Ohhh, gelii.. tapii ouuhhhhhhh…"aku tidak dapat meneruskan kata kataku
karena rasa nikmat itu terus menderaku.

Harry tidak menanggapiku lagi karena tangannya mulai meraba-raba bagian
bawah perutku, dielus-elus dengan perlahan. Harry terus merabaiku sambil
terus meremas-remas kontolku, Harry juga mulai mengocok kontolnya sendiri.

Aku nampak terlonjak, lalu frekuensi kocokanku naik dan badanku kembali
bergoyang-goyang menyesuaikan dengan kocokan tangannya.

"Kak, mau nggak kau masukin kontolmu di pantatku?"

"Ha? Emang bisa?"

"Coba aja"

Lalu Harry bangkit dan membimbing aku untuk memasukkan kontolku ke
pantatnya, setelah sebelumnya dilumuri lagi kontolku dengan ludahnya.
Tidak terlalu lama, seluruh kontolku masuk ke pantatku. Posisi Harry
telentang dengan dua kaki terangkat ke atas dan aku menyodoknya dari
arah depan pantatnya. Kulihat mata Harry merem-melek menikmati sodokan
kontolku. Dan mulutku juga mendesis desis karena rasa nikmat yang tak
terkira. Tentu karena baru kali ini aku merasakan batanganku dijepit
sesuatu yang begitu kuat dan terasa hangat.

"Ayo, Kak, dorong!"

Aku menurut. Kudorong badanku maju mundur. Awalnya lambat, lalu semakin
lama semakin kencang. Aku yang merasakan nikmat tak terkira, mulai
membanjir precumku minta penyelesaian. Harry meraih tanganku untuk
membantu menggenggam batangan kontolnya. Sementara tangan kiriku
diposisikan membelai-belai kepala Harry. Harry semakin terlihat
keenakan, begitu juga aku.

"Har, Aku mau keluar" teriakku, yang mungkin karena belum orgasme sejak
tadi.

Secara spontan Harry mencabut pantatnya, sehingga batang kontolku
tercabut dari pantatnya. Dia berdiri dan membelakangiku. Rupanya dia
ingin menunda ejakulasiku dan dia ingin merasakan posisi yang lain. Saat
itu ubun ubunku sudah penuh, berjuta sengat nikmat itu meletup letup
seakan membawaku melanglang dunia. Matakupun juga terasa berkunang
kunang, badan gemetar. Puh dingin mengucur deras membasahi tubuhku.

Lalu setelah beberapa saat menggoyang pantatnya di selangkanganku. Harry
kembali meraih batangan kontolku untuk diarahkan dan dimasukkan kembali
ke lubangnya. Setelah kepala kontolku menembusi lubangnya, Harry
menunduk dan mengambil posisi bersujud. Dan dengan sekali hentak ke
belakang, maka pantat Harrypun membenamkan seluruh batang kontolku. Ups,
rasa hangat menjalari batang kontolku yang terjepit dinding dinding anus
Harry. Sungguh kurasakan rasa nikmat tiada terkira. Badanku semakin
bergetar. Dadaku serasa panas, dan nafasku semakin memburu, Mulutku
mendesis desis mendesiskan rasa nikmat.

Agak lama aku memaju mundrkan batang kontolku menusuki antat Harry.
Sungguh dengan posisi ini aku dengan leluasa membenamka seluruh batangan
kontolku. Apalagi aku lihat pantat Harry yang begitu kenyal dan montok
ini. Mataku mere melek menikmati setiap hentakan dan goyangan pantat Harry.

Lalu Harry membalik posisi lagi. Sehingga batang kontolku tercabut lagi
dan teracung acung bebas. Kali ini aku yang telentang dan Harry dengan
posisi duduk menghadapiku, sementara kontolku tetap menancap di
pantatnya. Harry mendekatkan badannya sehingga bisa mencium dan
meraba-raba dadaku. Aku mendengar dengus nafas Harry seperti orang yang
baru saja berlari jauh. Posisinya yang mirip orang yang sednag
menunggang kuda ini, membuatnya lebih leluasa mengatur dan menggoyangkan
pantatnya.

Adik kecilku yang terjepit di antara dinding anus Harry mulai terusik
karena rasa hangat itu mendera membangkitkan sensasi nikmatku. Tangan
kananku tanpa sadar semakin kuat mengocoki batang kontol Harry sebagai
pelampiasan. Dan dengan kombinasi naik turun seperti sedang menduduki
sesuatu, batang kontolku kadang tercabut dan terlepas, namun karena
posisinya masih tetap teracung ke atas, maka pantat Harry dengan mudah
membenamkannya lagi.

Harry kini memasukkan seluruh batanganku dengan pelan-pelan sambil
metutup mulutku dengan tangan kanannya. Aku menahan nafas sementara
proses penetrasi berlangsung. Dan setelah sempurna, Harry mengambil alih
untuk mengocok batanganya sendiri dengan tangan kanannya. Kulihat
ekspresi keenakan, saat Harry terus memaju-mundurkan pantatnya. Aku
benar-benar keenakan, sampai kepalaku bergoyang-goyang.

Lalu Hary melepaskan tangannya, dan meminta tanganku yang mengocoki
batang kontolnya. Rupanya Harry terlalu terbawa perasaan sehingga dia
muncrat duluan. Badannya bergetar dan kepalanya menggeleng geleng sambil
melenguh. Ouuhhh…. Terus terusss.. akhhhhhhhhhhhh.. aku keluarrrrrrrrrr…

Crott…crottt…sprema Harry muncrat membasahi tanganku. Menyembur
membasahi perut dan dadaku. Bau khas sperma cowok remaja ini segera
tercium hidungku, dan itu semakin membangkitkan nafsu birahiku.

Harry masih terus menggenjot pantatnya dan semakin kupercepat gerakan
pantatnya. Setelah beberapa menit, akhirnya akupun tak kuasa membendung
rasa nikmat yang mendera dan meledak ledak dari pangkal kontolku. Batang
kontolku berdenyut denyut terasa penuh.

Sesuatu yang sejak tadi pagi tertahan itu kini siap menyembur. Dan
akhirnya crott…crott…muncratlah sperma hangatku di dalam pantat Harry.

Rasa panas seketika kurasakan, diikuti semburan spermaku yang terus
menyemprot mengaliri dinding anus Harry. Aku menjadi lemas seiring tetes
terakhir spermaku.

Aku hanya bisa melenguh perlahan seiring tuntasnya denyutan di kontolku.

Harry merebahkan badannya yang basah oleh keringat menindihku. Lalu dia
memelukku erat. Ada perasaan tenang dan damai saat itu. Lalu dia
membisiku "Sekarang Kakak kan juga melakukan hal yang sama. Jadi Kakak
ga bakalan membocorkan rahasiaku yang berhubungan dengan Miko ke
Mama,"katanya sambil nyengir.

Ahh busyet, rupanya Harry sengaja menjebakku ke dalam permainan sejenis
ini agar dia punya senjata waktu tadi rahasianya kebongkar. Ah, masa
bodoh. Akupun cukup menikmatinya kok…

Gaysex dengan teman kuliah

Saat ini aku sedang duduk di bangku kuliah, jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas FISIP di salah satu PTS di Malang. Aku mulai menyadari bahwa
aku ini seorang gay sejak aku pindah ke kota Malang ini. Tapi aku selalu
berusaha untuk ngebuktiin kepada orang lain dan juga selalu bilang
kepada diriku sendiri bahwa aku ini bukan sejelek seperti yang
masyarakat kira. Meski aku nggak berani untuk mengatakan kepada orang
lain bahwa aku ini gay, soalnya aku takut dan nggak berani mengahadapi
orang-orang yang tahu bahwa aku ini gay.

Aku takut kalau mereka bakal ngejauhin aku dan nganggap aku ini seperti
virus yang harus dijauhin dan ditinggalin, atau dianggap sebagai aib.
Itulah alasan kenapa aku ini jadi sedih dan kesepian soalnya aku nggak
tahu harus lari kemana dan cerita ke siapa soal masalah yang aku hadapi
ini. Tapi aku berharap suatu ketika aku bisa ngedapetin seorang
laki-laki yang dapat bersikap sebagai gentleman yang bisa mencintai aku
dan mengasihi aku apa adanya.

Farhat adalah seorang cowok yang cukup populer di kampus dan juga
kebetulan sekelas denganku. Pertama kali aku ngelihat dia, aku langsung
beranggapan kalo dia itu orangnya cool tapi mungkin juga agak-agak
sombong, aku nggak begitu yakin soal itu, tapi one thing for sure… I
really want him to be my best-friend, itulah yang aku inginkan sejak dulu.
Banyak sekali cewek di kampusku yang suka sama Farhat, soalnya selain
orangnya supel dan gampang banget bergaul serta berbaur sama orang lain,
Farhat juga adalah cowok yang suka banget sama yang namanya olah raga
terutama basket. Sering kali di kampus diadain kompetisi bola basket dan
terus terang aja pas waktu dia maen banyak banget cewek-cewek yang bisa
dibilang crazy banget ama dia. Dan tentu saja aku juga setuju ama
cewek-cewek itu. Menurutku, Farhat keliatan begitu macho dan sexy
apalagi pas lagi keringetan, seakan-akan badannya yang atletis itu
menjadi mengkilap dan menggiurkan dibasahi keringatnya itu.

Tiap malam, aku nggak pernah kelupaan untuk selalu membayangkan Farhat
itu menjadi cowokku, cowok yang aku idam-idamkan selama ini. Aku
ngebayangin kami berduaan aja di bawah sinar bulan di malam yang kelam
dan agak-agak dingin, lalu kami saling berpelukan untuk menghangatkan
badan… my arms around him and his arms around me… and then we kiss
pasionately… and end up in bed together making a great and unforgetable
love. Tapi kemudian aku terbangun dari impianku itu dan sadar kalo itu
semua adalah khayalan semata dan nggak mungkin terjadi pada diriku. Aku
menangisi diriku dan bertanya-tanya kenapa love is so unfair???

Malam itu kebetulan Farhat sedang maen ke kost-an ku yang kebetulan
terletak nggak jauh dari kampus. Kita cerita banyak dan bisa dibilang
curhat, soalnya as time goes by, aku dan Farhat sekarang ini bisa
dibilang best-friend, kita sering banget cerita-cerita dan curhat satu
sama lainnya. Dan malam itu, aku rasa aku harus ceritain my deepest
secret to him, aku harus bilang kalo aku ini seorang gay dan suka banget
sama dia. Jadi, malam itu… setelah aku kumpulin segala kekuatanku
akhirnya aku bilang ama Farhat,

"Farhat, bisa nggak kamu jaga rahasia??? Soalnya ada sesuatu yang bisa
dibilang rahasia banget yang kayaknya harus aku ceritain ke
kamu…",kataku pelan-pelan tanpa berani menatap wajahnya. "Emangnya ada
apa sih Jo (panggilan Farhat untukku, biasanya Jonathan)??? Kok pake
rahasia-rahasiaan segala sich??? Bukannya selama ini kita udah sering
banget cerita-cerita???", tanyanya penuh kebingungan.

"Tapi kalo yang satu ini beda Farhat dari yang laen-laen, dan aku harus
yakin kalo kamu nggak bakalan ceritain hal ini ke orang laen apalagi
karena kamu udah aku anggap sebagai temen baek aku, so… please… could
you promise me not to tell anyone about what I'm gonna say here???"
tanyaku penuh kecemasan.

"OK, dech… aku janji. Emangnya ada apaan sich???", tanya Farhat tambah
bingung lagi.

"Gini Farhat,… (aku sempet terdiam sesaat lalu kulanjutin lagi) aku rasa
aku ini gay!!!", jelasku kepada Farhat sambil menunduk tapi berusaha
menatap mukanya soalnya aku pengen tahu gimana reaksinya pas aku bilang
hal itu sama dia. "Gay??? Maksud kamu, kamu itu homo???" tanya Farhat
dengan nada yang penuh kekagetan. "Iya, dan selama ini aku berusaha
untuk berbohong ama diri aku sendiri dan juga orang laen, soalnya aku
nggak mau kalo orang laen itu tahu kalo aku itu gay, aku takut kalo
mereka bakalan ngejauhin aku dan cerita ke orang-orang lain soal aku",
kataku. "Tapi kayaknya aku nggak bisa simpen nih rahasia lebih lama
lagi, dan apalagi aku suka banget ama kamu," lanjutku lagi penuh
kecemasan. "Kamu suka sama aku???" tanya Farhat. "Iya Farhat, aku selalu
berharap kalo kamu itu bakal suka balik ama aku dan mau jadi cowok aku
soalnya aku rasa kamu cowok yang paling gentle yang aku suka", lanjutku
lagi. "Please, jangan benci aku yach… mungkin kamu jadi ngerasa jijik
ama aku tapi aku mohon jangan benci aku dan tinggalin aku atau nggak mau
temenan lagi ama aku, soalnya kamu satu-satunya orang yang care ama aku
dan aku nggak mau kehilangan kamu, at least we still can be friends even
though be lovers is out of the question", jelasku ama Farhat sambil
memegang tangannya soalnya aku takut sekali kehilangan dia.

"Jo… aku nggak bakalan ninggalin kamu dan aku betul-betul salut ama kamu
soalnya kamu udah mau cerita sesuatu yang rahasia banget ama aku dan aku
nggak bakalan ngecewain kamu. Terus terang saja aku juga punya feeling
ama kamu. Aku juga ngerasa kalo aku ini gay, dan sejak pertama aku kenal
ama kamu, aku semakin pengen jadian ama kamu, Jo… soalnya kamu itu
orangnya pengertian, dan baek ama aku. I think I like you and fall in
love with you", penjelasannya kepadaku yang sempet bikin aku shock dan
bisu entah pengen ngomong apa, aku cuma bisa bilang "Bener Farhat, kamu
juga suka ama aku… oh, gosh… aku nggak tahu harus ngomong apaan lagi???
I love you too, Farhat".

Lalu kami saling berpelukan dan akhirnya berciuman, that was my very
first kiss with a man that I have loved so much.

Kami berciuman lamaaa sekali, dan aku bener-bener enjoy saat-saat itu.
Aku menciumi bibirnya yang lembut, memasukkan lidahku ke mulutnya,
demikian juga halnya dengan Farhat. Lalu Farhat membaringkan aku di
tempat tidurku sambil terus menciumiku, aku memeluknya dengan erat dan
mendekatkan tubuhnya ke tubuhku. Aku dapat merasakan kontolnya
berdekatan dengan kontolku dan itu membuatku semakin terangsang dan
lebih ngaceng lagi. Farhat lalu membuka bajuku dan aku membuka bajunya
kancing demi kancing sampai akhirnya aku melepaskan bajunya dan
melemparnya ke lantai. Lalu Farhat berdiri di samping tempat tidurku
sementara aku duduk di tempat tidurku. Aku mulai membuka ikat pinggang
Farhat, dan setelah itu membuka kancing celana jeansnya, kemudian
resletingnya dan menurunkannya ke bawah. Farhat memakai celana dalam
putih dan aku melihat benjolan yang amat besar di balik celana dalamnya
itu. Nggak sabaran lagi dan juga penasaran akhirnya aku menurunkan
celana dalam Farhat dan langsung saja kontol sepanjang 15 cm dalam
keadaan super tegang berada pas di depan wajahku. Langsung saja tanpa
berpikir panjang lagi aku membuka mulutku lebar-lebar dan mulai mengulum
kontol Farhat yang begitu menggiurkan. Sambil menghisap kontol Farhat,
aku juga mulai membuka celanaku dan akhirnya kami berdua sudah dalam
keadaan bugil. Aku tetap menghisap kontol Farhat sekuat tenaga yang
tentu saja membuat Farhat menjadi uring-uringan dan merintih penuh
kenikmatan sambil dengan tangan kiriku aku mulai mengocok kontolku yang
sudah ngaceng dari tadi dan mulai mengeluarkan cairan bening yang sering
disebut pre-cum.

Farhat memegang kepalaku dan mendorongnya agar aku dapat memasukkan
kontolnya lebih dalam lagi dalam mulutku sementara tangan kananku
meraba-raba pantatnya yang mulus dan mendorongnya ke arah mulutku.
Dengan demikian kontolnya mulai merembes masuk lebih dalam lagi ke
mulutku sampai aku dapat merasakan bulu jembutnya di sekitar mulutku.
Perasaan geli menyelimutiku tapi aku tidak peduli dan tetap menghisap
kontolnya penuh nafsu birahi yang selama ini tidak pernah tersalurkan.
Setelah beberapa saat kami akhirnya merubah posisi kami menjadi posisi
69, Farhat tidur terlentang di tempat tidurku sementara aku berada di
atasnya. Aku betul-betul menikmati menghisap kontol dan kontolku dihisap
apalagi dengan seseorang yang selama ini aku cintai. It was very
special. Tak berapa lama kemudian aku merasakan otot badan dan kontol
Farhat menjadi tegang dan aku yakin ini tandanya Farhat sebentar lagi
bakalan ngecret, aku tetap saja menghisap dan mengocok-ngocok kontol
Farhat dengan cepat dan akhirnya cret… cret… cret……….. cret… cret…
cairan hangat yang rasanya agak-agak aneh segera memenuhi mulutku. Baru
pertama kali aku merasakan sperma begitu banyak di dalam mulutku,
walaupun sebelumnya aku juga pernah mencoba spermaku sendiri tapi cuma
sedikit aja aku mencobanya… kalo kali ini betul-betul cairan putih
kentaaal dan hangat itu memenuhi rongga mulutku.

Nggak lama setelah Farhat ngecret, aku juga mulai menegang dan akhirnya
tanpa sempet basa-basi lagi akhirnya aku memuncrati wajah Farhat dengan
spermaku, Farhat sempet kaget tapi ia tetap saja menghisap dan
menjilat-jilati kontolku penuh kenikmatan. Akhirnya kami kecapean
setelah melakukan oral sex yang menurutku betul-betul asyik dan nikmat
apalagi ini adalah merupakan pengalaman pertama bagiku dan juga Farhat.
Tapi akhirnya fantasi-fantasiku mengenai ngisap kontol dan diisap
kontolnya terpenuhi dan terwujud juga. Setelah itu kami terbaring di
tempat tidur sambil saling berpelukan seakan tidak ingin terpisahkan
satu dengan lainnya sambil berciuman.

Beberapa menit kemudian kontol Farhat mulai ngaceng lagi demikian halnya
dengan kontolku, lalu kami saling mendekapkan badan sehingga kontol kami
saling menindih satu sama lain dalam keadaan tegang dan membuat kami
semakin wild dan horny. Aku lalu mulai mengolesi kontol Farhat dengan
baby oil dan memijitnya, menarik-nariknya dan mengocoknya dengan penuh
kegemesan dan birahi tinggi. Aku juga mengolesi lubang pantatku dengan
baby oil dan aku meminta Farhat untuk masukin kontolnya ke lubang
pantatku sambil memegang batang kontolnya yang agak-agak licin dan
menuntunnya ke lubang pantatku. Aku masing dalam keadaan terlentang di
tempat tidurku sementara Farhat duduk menghadapiku dengan menaruk
kakinya di bawah kakiku sementara kakiku diangkatnya lalu
dilingkarkannya ke pinggangnya. Farhat lalu mulai memasukkan kontolnya
ke dalam lubang pantatku, aku sempet meringis merasakan sesuatu benda
keras masuk ke lubang pantatku. Ku coba rileks dan meminta Farhat untuk
melakukannya secara pelan-pelan dan gently.

Aku dapat merasakan kepala kontolnya yang cukup besar itu di mulut
pantatku dan perasaanku agak-agak takut dan aneh juga merasakan benda
asing berada di dalam pantatku, tapi itu semua terkalahkan dengan
perasaan nikmat yang betul-betul belum pernah aku rasakan sebelumnya.
kontolku mulai dikocok-kocok oleh Farhat dan aku menambahkan baby oil di
kontolku biar perasaan licin dan lebih nikmat bila dikocok dapat aku
rasakan. Lama Farhat menggoyang dan memaju mundurkan kontolnya di lubang
pantatku. Aku serasa terang melayang keenakan merasakan gesekan kontol
di dinding-dinding lubang pantatku yang penuh syaraf kenikmatan itu. Tak
berapa lama kemudian aku merasa bahwa Farhat akan segera memuncratkan
cairan kenikmatan untuk kedua kalinya dengan cepat ia menarik kontolnya
keluar dari pantatku dan mengocok-ngocoknya dengan tangannya sambil
tangan satunya tetap mengocok-ngocok kontolku dan akhirnya ngecret juga
dia di ata perutku dan sebagian menutupi bulu jembutku. Farhat sempet
memejamkan mata ketika memuncratkan cairan spermanya kepadaku
seakan-akan perasaan nikmat yang tiada duanya dirasakannya dan badannya
yang mengkilap dibasahi keringatnya membuat aku semakin horny dan ingin
gantian memasukkan kontolku ke pantatnya.

Aku sempat menyeka sisa sperma yang ada di perutku dengan tanganku lalu
aku belai sekujur badan Farhat dengan tangan masih penuh dengan sperma
sambil menciumi dan menjilati badannya yang berotot dan berkeringat itu.
Aku juga menggelitiki putingnya dengan lidahku dan menghisapnya
kuat-kuat, Farhat merintih kegelian sekaligus kenikmatan. Setelah itu
aku meminta Farhat untuk nungging dan aku mulai mengolesi kontolku
dengan baby oil dan mengocok-ngocoknya sebentar sambil mengolesi lubang
pantat Farhat dengan baby oil juga. Setelah itu aku mulai mengarahkan
kepala kontolku ke lubang pantatnya dan mendorongnya masuk ke dalam,
Farhat sempat merintih sebentar lalu mendorong pantatnya ke arahku
dengan maksud agar aku mau memasukkan kontolku lebih dalam lagi ke
pantatnya. Kali ini posisi kami seperti anjing kawin aja tapi posisi ini
betul-betul asyik juga. Setelah beberapa saat aku masukin dan keluarin
kontolku, kayaknya aku juga bakalan segera ngecret dan nggak lama
kemudian aku nggak dapat menahannya lagi dan aku cepat-cepat menarik
kontolku keluar dari pantat Farhat dan ngecret di punggungnya.

Aku merasakan kenikmatan yang betul-betul hebat sekaligus merasa lelah
dan capek juga, setelah itu aku meminta Farhat untuk tidur telungkup dan
aku mulai memijat punggungnya yang masih berlumuran dengan spermaku.
Tapi aku tidak tahan lebih lama lagi soalnya aku sudah merasa
betul-betul capek akhirnya aku tidur dengan menindih tubuh Farhat yang
masih tidur telungkup dengan berlumuran sperma itu. Kami tidak sempat
membersihkan diri kami malam itu, soalnya kami berdua merasa tidak
sanggup lagi untuk ngapa-ngapain yang ada kami cuma tidur sambil saling
berdekapan dalam keadaan telanjang bulat dengan masih berlumuran sperma
yang menjadi agak-agak lengket tapi kami tidak peduli akan hal itu. Aku
sempat membisikkan kata "I love you" kepada Farhat dan Farhat menjawab
"I love you, too", dan setelah itu kami berdua jatuh tertidur ke dalam
tidur yang nyenyak.