Minggu, 15 November 2015

NIKMATNYA [ONE SHOOT]

Ini adalah kisah nyata,yg baru ku alami.Namaku Mukti,umurku 17 thun 3
bln 1 minggu,sekarang aku kelas 12 di sebuah SMK di Purwokerto.Hari ini
Jumat,21 September 2012 adalah hari yg sangat menyenangkan.Ya!! Hari ini
adalah pertama kalinya aku merasakan enaknya ML.Aku ML dg orang yg baru
ku kenal lewat fb,3 hari lalu.Namanya m
as Ade umurnya 24 thun.Kami udah janjian mau ketemu di depan sebuah
Rumah Sakit di Purwokerto.
Bel pulang berbunyi,aku langsung menunggu angkot,sebelumnya aku sms mas
Ade ''Lg dmana mas?'',namun ga ada jwaban.Ya udahlah aku langsung aja
naik angkot yg menuju Rumah Sakit.Sewaktu di angkot,HPku
bergetar,kulihat sebuah pesan darinya
''Sory,tadi lg dijalan,kamu lg dmana?''
''Aku lg di angkot mas,bentar lg nyampe''jawabku
''Ok'' ucapnya singkat dalam sms.
Akhirnya aku sampai di depan Rumah Sakit,aku sms dia lgi
''Mas,aku udah didepan Rumah Sakit''
''Ya,bentar aku beli kondom dulu,kamu sebelah mana?'' tanya dia
''Ya mas,aku di sebelah utara pintu masuk'' jwbku.
''Mas pake baju apa'' tanyaku.
''Warna putih''jwbnya
Sambil duduk di sebuah batu,Akupun menunggu mas Ade,yg tak kunjung
datang.Aku sms dia lg.
''Mas,lg dimana?''
''Di depan kamu''jawabnya.
Aku tidak melihat kedatangannya,karna aku fkous dg HP.Aku melihat laki2
yg masih dudukdi sebuah sepeda motor yg masih menyala mesinnya.Dia
memberikan isyarat,dan aku mendekatinya dan bertanya ''Mas Ade kan''
tanyaku.Dia hanya menganggukkan kepala.Tanpa basa basi aku langsung naik
motornya,membonceng dia.
Hanya sekitar 150 meter,aku dam mas Ade sampai di kostnya.
''Ayo masuk!'',tanpa menjawab aku masuk kekamar kostnya.Aku langsung
disuruh duduk.Dia masuk ke kamar mandi,aku disuruh menunggu entah apa
yang dilakukan.Setelah beberapa menit ,dia keluar dg hanya memakai CD
model G-String.Aku langsung ngaceng.Dia langsung duduk di sebelahkku,dan
bertanya ''Mana HPmu,ada bokepnya ga?''
Aku langsung membuka file bokepku,yg pasti bokep gay.Setelah dia selesai
melihat bokep,sembari menghabiskan hisapan rokoknya,dia menyuruhku
membuka kaosku.Aku langsung telanjang dg hanya memakai CD.Dia langsung
membuka CDku danmemegang kontol yg sudah sangat ngaceng dari
tadi.Selanjutnya dia telentang,tanpa basa basi,aku langsung raih
kontolya.Setelah kubuka CDnya,ternyata dia tidak disunat dan jembutnya
tipis sepertinya abis dicukur dan baru tumbuh.Aku senang dan langsung
menjilat dan menghisap kontolnya yg keras.Aku menghisap kontolnya,dan
dia mengocok kontolku.Rasa kontolnya sangat nikmat walaupun ini pertama
kalinya aku menghisap kontol.Kumainkan ujung kontolnya yg seksi dg
lidahku,dia nampak keenakan.Selain menghisap batangnya,aku juga menelan
buah pelirnya.Aku juga disuruh menjilati lubang anusnya,rasanya manis
menurutku.Setelah bermain dg kontolnya,dia memakai kondom dan menyuruhku
nungging.Aku langsung nungging dan dia mengoleskan lotion ke batang
kontolnya dan ke lubang anusku.Tanpa menunggu lama dia langsung berusaha
memasukkan kontolnya ke anusku.Satu kali,meleset.Dia memasukkan jari
tengahnya ke lubang anusku,rasanya enak sekali.Kemudian dia memasukkan
koltolnya ke lubang anusku yg masih perawan.Centi demi senti kontolnya
memasuki lubang anusku.

''Aarrggghhh aarrgghhh aarrgggghh sakit mas''teriakku

Rasanya sangat sakit sekali dan panas.Akhirnya semua batang kontolnya
tenggelam di lubang anusku.Dia mulai menngenjot lubang anusku.

''aarrgggghhh aarrggghhh aarggghh''aku hanya berteriak kesakitan

Tapi hanya beberapa menit menggenjot,kontolnya­ masuk semakin dalam ke
lubang anusku.Kontolnya entah menyentuh bagian apa pada bagian dalam
anusku,seketika itu rasa sakit berubah menjadi rasa nikmat yg tak
ternilai.Mas Ade semakin cepat menggenjot lubangku.Aku merem melek
sambil mendesah keenakan.

''Enak ga?''tanya dia

''Enak banget mas!''jawabku

Dia terus mengenjot lubangku,setelah beberapa menit dan aku merasa mau
keluar dan CROOT... CROOOT... CREET...nikmat sekali.Aku terus mendesah
dan Mas Ade semakin mempercepat gerakannya,dan kurasakan kontolnya
berdenyut dan dia mengeluarkan cairan kenikmatannya di dalam kondom.Kami
terkulai lemas.Mas Ade tidak langsung mencabut kontolnya,dan memelukku
dari belakang.Sangat hangat dadanya.Permainan kami sudahi,karena dia
dapat sms supaya jemput temennya.Jam menunjukkan pukul 12:25.Akhirnya
dia mencabut kontolnya dan masuk kamar mandidan membersihkan
kontolnya.Setelah dia selesai aku masuk ke kamar mandi buat membersihkan
kontol dan pantatku.Ku sentuh bagian anusku,kulihat ada darah
keperawananku di jariku.Setelah selesai aku keluar dan memakai bajuku
lg.Walaupun cuma bermain 25 menit,aku sangat senang menikmati percintaan
sejenis ini.

Aku akan berusaha mencari lg orang yg mau mengentoti lubang anusku.

BERCINTA DI MAKAM

tahun 1996
saya seorang pemuda berusia 24 tahun, lebih banyak menghabiskan waktu
bermain dari pada memikirkan masa depan, sering kali saya mampir/bahkan
boleh dibilang saya sering mengunjungi tempat billiar xxx (sebuah
biiliar berlokasi dekat rumah saya) dijadikan sebagai tempat nongkrong,
dari sore sampai malam, saya menghabisakan waktu di tempat itu, kalau
lagi asyik main billiar dan ada lawan main yang seru, main nya bisa
sampai pagi, cukup menghabiskan waktu yang lama, tempat itu menjadi
idola bagiku... kalau lagi tidak main billiar, saya bisa ngobrol dengan
siapa aja disana, karna memang disana pengunjungnya sangat banyak, meja
billiarnya pun mencapai 50 meja, cukup luas, 3 ruko dijadikan satu, dan
berlantai 3 tingkat lagi, pemilik billiar itu bernama pak benny,
orangnya baik, selalu tersenyum pada siapa aja, apalagi kalau pengunjung
aktif seperti saya,... kami bukan lagi saling mengenal, tapi udh ibarat
bagai air dan pasir di pantai, satu sama lain udah sering berdekatan,
udh akur kayak saudara... dan pak benny ini punya sesuatu kelebihan yang
tidak dimiliki orang umumnya. dia bisa memanggil "jelangkung"... nah,
suatu hari dimalam sepi, kami sekelompok orang yg hampir terdiri dari 10
orang ditantang... untuk membuktikan bahwasan memang benar adanya dia
bisa memanggil jelangkung, namanya juga anak muda..saya dan sekelomplok
teman lainnya tentu tertantang, malah ingin sekali hal itu bisa terjadi,
apalagi saya sendiri yang belum pernah melihat apa itu jelangkung? di
sebrang ruko pak beny, ada sebuah ruko yang kosong, pintu pagarnya pun
belum di pasang, disitulah kami memulai permainan ini, pak benny mulai
memasang dupa di sebelah timur dari jarak tempat kami ngumpul sekitar 30
meter.. kemudian pasang lagi dupa disebelah arah barat, saya sendiri
tidak tahu apa yang dia baca saat memanggil jelangkung itu, batok kelapa
dan baju serta kawat udh disiapin, di bentuk dan dipasang menyerupai
boneka asal asalan, tiba2 angin kencang berhembus... saya mencoba
melihat ke kiri dan kanan, bahkan belakang, tiba2 pak benny menyuruh 2
orang rekan dari kami yang sedang berkumpul untuk memengang boneka yang
telah disiapin itu... boneka itu mulai bergerak gerak, sebuah pena yang
telah disiapin di kaitkan ke boneka itu, dan boneka itu ber gerak gerak
menuliskan sesuatu...kami semua yang ada disitu,.. mengajukan berbagai
macam pertanyaan.. boneka itu menjawabnya dengan tulisan..., enak benar
tuh? saya juga ikut melontarkan pertanyaan..... bertanya..." anda mati
nya disebabkan apa?"... si jelangkung itu kemudian menggerak gerakan
penanya... menulis huruf demi huruf, hingga terbaca.. BUNUH DIRI..si
jelangkung itu baik sekaliiiii... ada teman yang malah menanya togel.
ada pula yang menanya agak berbau porno, semua dijawab si jelangkung
dengan tulisan..
hingga akhirnya se jam berlalu, pak benny menyuruh jelangkungnya
pergi,... cuman hanya di beri sebatang rokok dan dibakar kertas duit
palsu.. jelangkung itu pun sirna... hi..hi... enak juga ya main
jelangkung??!
kalau ada enaknya pasti selalu juga ada tidak enaknya, itu memang udh
kodrat, hal apapun yang ada didunia ini.. hari ini kamu enak karna hidup
sangat ber suka ria.... apa di lain hari kamu yakin enak itu terus ada??
di suatu hari pak benny mengajak saya ke pemakaman, guna untuk memanggil
jelangkung disana, katanya kalau manggil di pemakaman roh roh disana
lebih hidup. pak benny orangnya suka masang togel, tentu dia berharap
akan di beri nomer jitu, saya setuju ajaaa, jiwa saya ini cap mau, soal
takut gak mempan, apalagi tantangan seperti ini, di jiwa saya gak gentar
sedikit pun, maka jadilah kami berdua berangkat ke sebuah pemakaman di
malam hari .... ketika sampai tujuan, dan kaki mulai menginjak tanah
makam2 orang yang udah meninggal, kesan yang terpancar di benakku, cukup
seram, pemandangannya juga sedikit mengerikan, pohon2 rindang bertebaran
ke mana mana tidak rapi, pak benny kemudian berhenti dan membuat gerakan
agar saya juga berhenti melanglah, disitulah kami duduk.. dan mulailah
ritual... benar saja bulu kuduk ku jadi merinding.. selesai pak benny
baca komat kamit, angin langsung menerpa kencang.. daun2 melambai..
tadinya waktu kami datang.. belum ada angin seperti itu, saya mencoba
utk tenang, berusaha untuk se nyaman mungkin. pak benny kemudian
mengeluarkan boneka yang telah di buatnya... mulailah kami berdua
memegang boneka itu... dan mengaitkan pena ke boneka ... pak benny pun
mulai menanya jelangkung tersebut... aneh..tulisan jelangkung itu cepat
banget, sehingga saya yang memegang nya pun ikut bergerak cepat, semua
pertanyaan di ajukan pak benny dijawabnya dengan cepat, bahkan nomer
togel yang diminta pak benny pun di tulisnya secara cepat...ketika semua
sudah selesai.. saat pak benny menyuruh jelangkungnya pulang,,.. ehhh...
jelangkungnya malah gak mau pulang,... sekali pun udh dibakar uang
kertas palsu setumpuk... tangan saya yang memengang boneka itu.. melekat
begitu saja.. tidak bisa saya lepaskan, saya jadi panik... saya terus
mengadu ke pak benny... dalam situasi kacau seperti gitu, apalagi malam
udah diatas 00.00, aku terus mendesak pak benny untuk berbuat sesuatu
agar jelangkungnya bisa pergi, atau setidaknya genggaman boneka di
tangaku bisa terlepas...pak benny sendiri terlihat kewalahan, kami
bermaksud untuk meninggalkan tempat itu begitu saja, tapi kami berdua
berjalan kemanapun boneka itu terus melekat ditangan, dan satu hal lagi,
kami tidak bisa menemukan pintu gerbang pemakaman.. berjalan kemana pun
arahnya tetap kembali ke tempat semula kami duduk... sejam lebih
peristiwa mengerikan ini berlangsung, akhirnya pak benny bertanya ama
boneka itu, apa yang dikehendakinya?........ ya ampunn!! rupanya roh
jelangkung itu adalah pria yang berstatus gay... di dalam tulisan nya
dia mengemukakan akan pergi/melepaskan kami, apabila kami berhubungan
badan....aneh bukan? sungguh betul keterlaluan, pak benny bukan seorang
gay..dan saya juga gak mungkinlah main ama pak benny... dia itu kayak
orang tua saya, apalagi badanya banyak bulu, saya alergi ama orang yang
berbulu, terus.. pak benny itu juga badanya terlalu besar dan gempal..
saya kurang doyan tuhh..... bagaimana ini?... situasi udh seperti
begini, malah pak benny mencoba untuk menyakinkan saya agar segera buka
baju, sementara pak benny tanpa sungkan2 lagi langsung melucuti baju dan
celananya, hingga tersisa celana dalam, agar tidak membuat suasana
bertambah kacau, pak benny langsung jongkok di depanku dan melucuti
celanaku, dengan tarikan sekali, karet celana dalamku langsung jatuh ke
dengkulku, pak benny langsung mengisap kontolku, mulutnya terus menyedot
kontolku,hingga kontolku tegang keras, aku takut tapi sangat menyikmati
isapan pak benny ini... selesai isap.. malah dengan gerakan cepat sekali
pak benny langsung membuka baju dan celanaku hingga bugil 100 persen..
pakai an ku di letakan di pusara batu nisan entah punya siapa...kemudian
pak benny pun menarik turun celana dalam putihnya hingga telanjang
bulat, kontolnya kok bisa tegang keras melengkung keatas ya? aku jadi
heran? kok sangat bernafsu sekali ya pak benny ini.. kenapa selama kami
kumpul kok gak ada tanda2 bahwa dia ber nafsu ama saya? ah.. udahlah,
yang penting bisa selamat aja dan keluar dari tempat ini...pikir terlalu
banyak juga percuma. kami berdua berdiri sambil berpelukan erat, tangan
saling merangkul, sekali kali kontol kami mengadu dan menggesek satu
sama lain, pak benny ini memang termasuk memiliki ukuran kontol yang
cukup besar, panjangnya bisa di perkirakan mencapai 18cm.. dan
diameternya itu yang melebihi besar dari milik orang umumnya.. besar!
mungkin kalau di ukur bisa 6 diameter... sambil menggesek, kadang2 pak
benny mengambil tangannya melekatkan batang kami berdua.. sambil dikocok
kocok pelan...peristiwa itu berjalan tenang, napsu saya jadi naik
drastis, tadinya yang takut, malah sekarang ketakutan ini sedikit demi
sedikit terhapus, saya sendiri tidak merasa lagi berada di kuburan yang
penuh dengan makhluk halus ini..., kini pak benny melepaskan rangkulan
nya terhadap saya.. dia mundur 1 meter dari tempat berdiri, kemudian
duduk di tanah, pantatnya persis kena tanah2 lembab, kakinya dibuka
lebar lebar.. badanya agak sedikit miring ke belakang... sehingga nampak
jelas lobang pantatnya yang menantang, tanpa diberitahupun..saya
langsung jongkok bersimpuh... dan mengarahkan kontol saya ke lobang
pantatnya... pelan namum pasti, dibantu dengan genggaman tangan saya,
kontokku ku tekan masuk ke lobang anusnya pak benny...begitu kepala
kontol saya kutekan dan masuk, perasaan terdengar bunyi pembatas urat
anus yang jebol, pak benny meringis dan menjatukan badannya ke tanah...
saya tahu ini pertama kali dia di ngentot, saya berusaha untuk pelan2
setahap demi setahap memasukan kontolku, karna kalau ditekan amblas
mungkin akan terasa sakit sekali, apalagi bagi seorang pemula/ yang
pertama kali di ngentot....pak benny terus berusaha menahan sakit...
matanya terpejam tak berdaya... tangannya kadang berusaha coba untuk
mendorong saya yang menekan masuk kontolku, aku menjadi hiba,, aku mulai
mengocok ngocok kontolnya pak benny.. dengan cara begini mungkin
sakitnya bisa lebih berkurang... tapi semakin di kocok kontolnya pak
benny semakin keras teganganya.. urat2 di kontolnya malah jelas nonjol,
semua itu terasa di genggaman tangan saya. saya yakin kalau kocokan ini
diteruskan lagi..sperma pak benny akan muncrat.. guna mengimbangi..saya
terus.. menarik dan menusuk kontol saya ke liang pantat nya dengan
gerakan cepat... pak benny meronta... kakinya yang tadi terbuka lebar,
malah ditutup nya merapat, mungkin tidak bisa menahan kesakitan,tapi
saya membuka kembali dan menahan dengan kedua tanganku... pergulatan sex
yang aneh dan luar biasa ini, memacu kami berdua jadi beringas, lupa kan
berada dimana lokasinya... pak benny malah sekarang mendesah desah..
antara sakit dan nikmat berbaur jadi satu... saya sendiri membuat irama
yang beda beda, kadang saya hanya menggerak gerakan pantat saya dengan
goyangan patah patah.. jadi kontol saya yang masuk ini seakan akan
bergerak sebatas kepala kontol dan pertengahan batang kontol saya aja..
ketika saya menarik dan saat menekan terdengar nafas suara pak benny
yang mengadu tertahan... sungguh nikmat.!.. cukup makan waktu yang
lama.. kami berdua pun lupa akan berada dimana ini, hingga saat yang
dinanti nantikan pun tiba... saya mengubah posisi saya seperti sedang
push up, sementara posisi pak benny tidur terlentang dengan kakinya yang
tertekuk di bahu depannya.. aku terus meng push up..ketika saya push..
kontol saya langsung menekan kandas ke lobang pantatnya pak benny..
begitu saya up... kontol saya pun saya tarik... jadi layaknya di ngentot
dengan posisi orang ber olahraga push up... itu saya lakukan hampir ada
50 kali lebih.... sampai pada titik terakhir penghabisan, saya pun tak
dapat nahan lagi... saya langsung cepat2 menggerakan push up saya ini...
dan saat push yang terakhir kali itu.. langsung saya hujam dengan
tekanan yang keras dan membiarkan kontol saya menempel erat di anus
pantatnya, sehingga sperma saya itu dengan leluasa muncrat ke dalam
liang lobang pantatnya yang terdalam... hampir memakan waktu 30detik
saya menghabiskan sperma dan mengisi ke dalam liang lobang pantat nya..
aku jadi lemas... kontol saya masih belum di cabut.. .. pak benny mulai
mengocok ngocok kontolnya sendiri, berselang beberapa saat... pak benny
pun muncrat... dengan sperma nya yang banyak sekali,,.. banyak
sekali.....kami berdua pun cepat2 bangkit... sadar akan sudah situasi..
kami jadi bergegas,. tapi anehnya, posisi kami sekarang sudah berada di
gerbang pintu pemakaman, dan pakaian kami yang tadi di letakan di batu
nisan malah udah ada disamping kami berdua, dengan cepat pula kami bedua
mengenakan pakaian masing masing, dan boneka jelangkung itu pun sudah
tidak ada roh nya lagi... di gerak gerakan pun tidak bergeming. malam
itu kami juga pulang ... ketika kami sampai di rumah masing masing, aku
masih tidak percaya akan peristiwa tersebut, dan keesok sorenya saat
saya ke lokasi billiar, saya mendapatkan berita heboh, pak benny kena
togel 4 angka jitu, dia menang berpuluh puluh juta, saya ikut gembira,
saya juga diberikan persen tips yang cukup besar, tapi kok sepertinya
kejadiaan hubungan sex kemarin itu, tidak pernah dirasakan pak benny,
aku mencoba bertanya. tapi dianya malah kikuk gak mengerti, dan pak
benny berkata,... waktu terakhir dia membakar uang kertas palsu
setumpuk, jelangkungnya udah pergi dan kami berdua pun pulang,.. hhaaaa,
jadi saya lagi ngesek ama siapa??????

Senin, 14 September 2015

ANAK SULUNGKU YANG TANGGUH

Aku sudah 15 tahun menjadi janda. Kubesarkan ketiga anak-anakku dengan tenagaku. Aku harus harus pontang pantng mencari nafkah, agar anak-anakku bisa terus sekolah. Setelah lima tahun aku sendiri, anak sulungku Harun mulai bisa membantuku di pasar dan dua adik perempuannya harus pula kerja keras di rumah, walau mereka masih SMP. Aku banga pada anak sulungku yang mau membantuku di pasar berjualan. Dia mau bekerja keras mengangkati barang-barang pelanggan, seperti beras selalu dia pikul seberat 20 Kg.

Nilai raportnya di sekolah cukup bagus dan kami senang padanya. Aku kira, dia adalah seorang anajk yang sangat berbakti kepada ibunya yang sudah janda.
Ketika ayahnya meninggal dunia dia masih kelas 5 SD dan adiknya yang kercil belum sekolah.

Sebagai anak masih kelas 5 SD, aku dan ketiga anak-anakku selalu tidur sekamar. Terkadang aku membutuhkan Harun untuk mengambil air panas, untuk menyedu susu anak bungsunya. Harun selalu saja kurang tidur. JIka hujan, aku selalu mengeloni Harun untuk melepas rinduku pada bapaknya yang mriip sekali dengan wajahnya.

Aku menolak setiap tawan laki-laki yang mau menikahiku. Terlebih jika laki-laki itu tidak jelas, mau hidup menompang pula dalam kehidupanku yang yang aku anggap sudah susah, sementara mereka mengangap aku orang mampu karena memiliki dua buah kios peninggalan suamiku yang kuusahai dengan gigih.

Harunmemang suka kolokan. Malam-malam dia suka membuka bajuku dan menetek. Bila aku larang, dia selalu merengek. Dia tidak malu menetek di depan adik-adiknya. Lima tahun, dia terus menetek padaku, walau sebenarnya air tetekku sudah tidak ada. Sampai kelas 3 SMP, dia tidak bisa tidur, kalau dia tidak menetek.

Saat yang terjadi padaku, setiap kali di menetek, terus terang aku selalu nafsu, karena usiaku juga masih produktif. Terkadang, jika aku butuh, aku malah sering menyodorkan pentil tetekku ke mulutnya, kemudian tanganku meraba-raba klitorisku. Sampai akhirnya aku tertidur pulas, setelah aku tiba pada puncak klimaksku. Terkadang, Harun justru tertidur lebih dulu, sebelum aku tiba pada klimaksku, lalu aku memaksanya untuk kembali mengisap tetekku. Jika dia tidak mau, aku mengancam, kalau besok-besok aku tidak mengizinkannya menetek lagi.

Lima tahun dia terus menerus menetek, sampai dia kelas 1 SMA. Semakin lama, cara meneteknya semakin membuatku benar-benar bernafsu. Dia selalu menetek saat kami nonton TV, ketika adik-adiknya sudah tidur, atau kalau dia ingin menetek, dia tingalkan kamar tidurnya, lalu datang ke kamar kami dan langsung saja membuka bajuku dan terus menetek. Setelah puas menetek, dia kembali ke kamar tidurnya. Malam itu, 10 tahun lalu tidak demikian.

Kami nonton TV bareng, sampai pukul 01.00, karena ada acara yang menarik. Sambil menonton, aku menyodorkan tetekku ke mulutnya, karena aku juga nafsu melihat adegan dalam film yang kami tonton dengan menggunakan antena parabola, dari Prancis. Mungkin sebuah kesalahan bagiku, aku membiarkan tangan Harun menepis t anganku, saat aku meraba klitoris-ku. Tangan Harunlah yang menggantikan rabaan pada klitorisku dan aku menikmatinya. Aku berada di awang-awang rasanya, karean tangannya mampu membuatku terbang.

Aku pun sudah tidak duduk di sofa lagi, melainkan aku sudah duduk di lantai yang beralaskan karpet. Saat itu, tanpa sadar, karena aku sudah demikian hampir tiba pada orgasmeku. Aku tak ingat lagi bagaimana kejadiannya, tiba-tiba penis Harun sudah mesuk penuh ke dalam memekku. Aku mulai dipompanya dari atas dan aku melayaninya, sampai aku orgasme dan memeluiknya dengan kuat. Saat itu pula Harun melepaskan spermanya beberapa kali.

Lama kelamaan pelukan kami merenggang. Saat itulah aku sadar, kalau Harun masih berada di atas tubuhku.

"Kenapa kamu perkosa Ibu? Kan aku ibu kandungmu?" kataku setengah berteriak dalam bisikku. Harun tak menjawab.
"Kenapa, Nak?" tanyaku lagi.
"Maafkan Harun Bu. Harun gak sengaja. Harun nafsu sekali. Sudah lama sekali Haruin menginginkannya," katanya ketakutan.
"Tapi…." aku meneteskan air mata.
"Maafkan Harun, Bu…"

Kami pun diam. Kuturunkan kain sarungku untuk menutup kemaluanku. Lalu aku mengambil celana dalam Harun dan memakaikannya. Saat aku memakaikannya, aku masih melihat kemaluannya masih basah berlendir.

Aku mematikan TV dan pergi meninggalkannya. Kumasuki kamarku dan dan kukunci dari dalam. Kulihat kedua putriku tertidur dengan pulas. Aku teryus menangis, sampai kemudian aku tertidur pulas dan bangun kesiangan. Aku terbanguin, setelah Harun menggedor kamarku dan aku membuka pintu. Begitu aku membuka pintu, Harun memelukku dan memohon maaf atas kejadian tadi malam. Aku diam saja. Harun mengikutiku kemana saja sampai aku mulutku mengeluarkan kata-kata:"Ya.. sudahlah."
Beberapa hari kami tidak saling tegur sapa. Sepulang dari sekolah dia langsung ke pasar membantuku. Di pasar dia mengganti pakaiannya. Begitu dia datang, aku langsung menyiapkan makan siangnya, tanpa bicara apa-apa. Dia juga makan dalam diamnya dan bekerja dalam diamnya, karena dia sudah mengetahui apa yang harus dia lakukan sebagai tugas tugas rutinnya.

Setelah sepuluh hari, dia memasuki kamarku dan membuka bajuku, lalu menetek. Duh…. bathinku. Harun datang tepat waktu, saat aku demikian bernafsu malam itu. Tak bisa kutolak perbuatannya, karena entah kenapa aku benar-benar sangat bernafsu.
"Jangan di sini. Tunggu aku di kamarmu,: bisikku. Harun langsung ke luar kamar. Kupastikan kedua putriku tertidur pulas, aku pun mendatanginya ke kamar tidurnya. Langsung kubuka tetekku untuk kusodorkan ke mulutnya. Harun justru memelukku dan mencium bibirku dan melumatnya. Aku refleks membalas lumatan bibirnya dan kami saling melumat, dan semuanya berlangsung demikian saja, dan aku sudah telanjang bulat.

Tetekku menjadi sasarannya dan memekku dielus-elusnya, sampai basah kuyup. Dan… aku merasakan memekku sudah dipenuhi sebuah benda hangat.
Kami saling berpelukan lalu kami saling jilat, saling gigit dan segalanya, hingga kami berdua t iba pada pubncak kenikmatan kami. Lalu kami terkulai, sampai kami dibangunkan oleh adzan subuh. Kami bersiap-siap memakai pakaian kami dan aku segera kembali ke kamarku.

Sebulan setelah itu, aku ternyata tidak haid. Saat aku periksakan, hasilnya menyatakan aku sudah hamil tiga minggu. Aku panik. Aku mendengar cerita-cerita tremanpteman dipasar, sampai aku mengatakan ada tetanggaku yang hamil sudah t iga minggu, sementara suaminya sedang mefrantau. Bagaimana mengatsinya. Kasihan tetanggaku, ujarku. Seorangt teman mengajariku, agar aku membawa sang tetangga ke sebuah ahli jejamuan. Katanya kalau belum lewat sebulan masih gampang di luncturkan. Nasihatnya aku turuti, Malam aku minum jamunya, besok siangnya aku haid selama empoat hari.
Setelah kulaporkan pada temanku bahwa nasihatnya itu manjur, temanku di pasar menganjurkan agar tetanggu yang aku ceritakan padanya, memakai susuk KB pada seorang bidan yang dia kenal dan laki-laki selinmgkuhannya itu memakai kondom jadi aman, sebab keduanya sudah saling menjaga.

Aku memutuskan, aku harus memakai susuk KB dan aku membayarnya kepada sang bidan. Kemudian aku menyediakan sekotak kondom dan memberinya kepada Harun tanpa penjelasan. Harun ternyata mengerti maksudku.

Setiap hari tak ada lagi pertanyaan atau komenmtar apapun di antara kami. Jelasnya, kepada dua putriku aku mengatakan, pintu kamar jangan dikunci. Mana tau ada apa-apa, biar Harun abang mereka bisa cepat membantu. Kedua putriku malah meledekku. Katanya, biar Harun bisa netek, kapan dia dia mau.

"Hus… sudah… namanya juga sudah kebiasaan, jadi susah merobahnya," kataku dan mereka dapat menerimanya, walau seoprang putriku sudah kelas 3 SMP.

Harun juga tak pernah mengunci pintu kamarnya. Yang paling membuatku senang, dia sama sepertiku. Tidur hanya memakai kain sarung tanpa pakai celabna dalam. Jika aku membutuhkannya, aku gampang saja mengungkap kain sarungnya, kemudian mengulumn kemaluannya sampai tegak berdiri, Jika dia tak bangun juga setelah penisnya mengeras, aku yang menaiki tubuhnya.

Sebenyanya dalam usianya ke 39 tahun aku sadar kalau sudah menua. Tapi di sisi lain, kenapa justru pada usiaku seperti ini, nafsuku justru meledak-ledak. Apakah karena aku sangat percaya pada anakku sendiri, atau apakah karena aku sangat menyayanginya ataukah aku yang tak mampu membendung nafsuku yang berlebihan.

Sebaliknya Harun sendiri selalu saja tak pernah menolak, bila aku membutuhkannya. Pernah suatu kali, di kios kami, Karena sepi pembeli, Harun tertidur di lantai di bawah meja-meja yang kami buat. DImana di atas meja-meja itu, terbentang barang dagangan dan biasanya aku duduk di lantai menunggui pembeli. Tiba-tiba nafsuku membuncah dan kemaluanku cenat-cenun ingin disetubuhi. Kuraba penis anakku dan kuraba-raba sampai mengeras. Harun menurunkan celananya, sampai kontolnya keluar dari celana. Saat itu, aku melepaskan celana dalamku dan aku beruntung, karena memakai rok kembang.

Cepat kunaiki tubuh anakku dan menuntun kontolnya memasuki memekku. Setelah masuk, tiba-tiba pembeli datang membeli sabun mandi dan aku layani, sementara kontol Harun berada di dalam memekku. Kemudian aku harus melayani pembeli yang meminta kacang hijau dua kilogram. Aku terpaksa berdiri menimbangnya. Saat itu, aku merasa sangat tersiksa sekali dan aku melayaninya dengan cepat dan mengembalikan uangnya.
Setelah dia pergi cenut-cenut di memekku tak mampu kubendung dan aku kembali ke tempat semula dan menangkap kontol Harun dan menuntunnya ke dalam memekku.
Kutekan jauh kontol itu memasuki lubangku. Saat orang sepi cepat kuputar-putar pinggullku sembari melihat ke sekeliling, kemudian aku orgasme, sampai memekku demikian basahnya. Harun justru belum orgasme. Dia menahan tubuhku dan aku memberi peluang beberapa centi, hingga dia mampu menusuk-nusuk memekku dari bawah, sampoai akhirnya dia menarik tubuhku rapat ke bawah dan dia melepaskan spermanya.

Aku bangkit dan Harun memperbaiki celanaya, kemudian di pergi ke toilet umum, sedang aku melapnya pakai tissu. Setelah Harun kembali, baru aku ke toilet umum. Keadaan seperti biasa saja. Kami hanya saling melempar senyum puas saja. Senyuj yang tak mungkin bisa diketahui oleh orang lain maknanya.
* * *
Setelah sekian tahun kami lakukan, pada sabtu malam aku bertanya, apa tak ingin bermalam minggu seperti teman-teman? Harun balik bertanya, apakah dia boleh pergi? Kataku silahkan, asal jangan pulang larut malam. Harubn pun pergi dengan mengenderai sepeda motor bebek barunya. Aku gelisah. Tak tau apa yang kugelisahkan, begitu melihat jam sudah pukul 24.00. Aku terus menunggu Harun di depan televisi. Pukul 24. 15 aku mendengar sepeda motornya memasuki teras rumah dan aku cepat membuka pintu. Aku merah dalam hjatiku, karena Harun lama sekali baru pulang.

"Kenapa kamu lama sekali pulangnya?"
"Cerita-cerita sama teman setelah pulang nonton film," jawabnya sekenanya.
"Kamu pasti bawa cewek ya?" kataku. Aku sangat cemburu sekali. Aku yakin dia sudah punya pacaran karean sudah setahun dia menjadi mahasiswa. Harun menatapku dengan tajam.
"Mana mungkin aku pacaran, Bu. Kan aku sudah punya pacar," katanya dingin. Akau semakin cemburu. Kutangkap dia dan bertanya siapa pacarnya. Kemarahanku membuat dia berbisik di telingaku.
"Kan ibu sendiri pacarku. Mana ada yang lain," katanya. Darahku langsung berubah dingin. Dia tersnyum manis meluluhkan hatiku.
"Apakah kamu serius, kalau aku ini pacarmu, bukan ibumu?" tanyaku melunak.
"Kedua-duanya. Pacarku dan ibuku juga. Mungkin sudah menjadi isteriku," jawanya tegas. Aku tersenyum dan memeluknya. Dia balas memelukku, menciumku, akhirnya kami ke kamarnya dan melakukan persetubuhan.

* * *
Setelah dilantik jadi sarjana beberapa tahun, kedua adik-adiknya pun sudah menikah. Sibungsu malah tak sempat kuliah. Begitu lulus uajian kelas tiga, dia langsung dilamar. Mereka berdua sudah diboyong oleh suaminya, bahkan kota kami berjarak ratusan kilometer. Aku sudah berusia 53 tahun. Harun tak menikah-menikah juga. Egoiskah aku. Suatu malam, aku bertanya padanya, apa tak punya rencana menikah? Katanya dia tidak akan menikah, karena dia yakin dia tidak akan menemui perempuan sebaik dan secantik aku serta sehebat aku. Aku terenyuh juga mendengarnya.

"Aku kan sudah tua. Apa kamu tidak ingin yang lebih muda, yang lebih kencang dan lebih segala-galanya," kataku. Harun marah besar. Aku berusaha menyadarkannya, agar dia realistis saja, kalayu semua tubuhku sudah tidak ketat lagi. Akhuirnya dia maragh lagi dan dia akan buktikan sesuatu yang mampu membuatnya betah, asal aku mau mengikutinya. Mana mungkin aku menolak keinginannya.

Haru mengajakku bersetubuh. Dia membawa baby oil. Sebelumnya kami sudah telanjang bulat dan aku sadar jkalau tubuhku, semuanya sudah kendur. Dia memintya kontolnya aku kulum sampai dia mengeras. Dia suruh aku menungging, seperti biasanya, dia menusuk memekku dari belakang. Yang terjadi bukan itu, dia melumuri kontolnya dan melumuri duburku dengan baby oil. Perlahan aku merasakan ujung kontolnhya menyentuh duburku, kemudian dia menekannya. Aku merasa sakit. Tapi aku harus menahannya, demi kebahagiaan Harun. Perlahan tapi pasti, kontolnya memasuki duburku. Perlahan dia menariknya, kemudian dia mensuknya kembali, demikian berulang-ulang.

Yang mulanya ada rasa sakit sedikit, lama-lama menjadi sebuah kenikmatan bagiku, terlebih saat dia menusuk-tarik kontolnya, dia metremas-remas kedua buah dadakku. Terkadang tangannya mempermainkan klentitku. Makin lama tusuk tariknya semakin cepat dan aku merasakan semakin nikmat, kemudian dia merintih dan aku juga berdesis. Kami sama-sama orgasme.

Mungkin tak ada yang opercaya, tapi aku juga tak ingin orang bisa percaya. Kini usiaku sudah 57 tahun, dan kami masih saja terus melakukannya dengan Harun. Terkadang aku kasihan padanya, karena dioa tidak menikah. Tapi terkadang aku mau marah dan mau membunuhnya, bisa dia terlalu dekat dengan perempuan mana saja, bahkan walau hanya aku tau dia bebricara basa basi saja. Tatapan mataku, diekathuinya kalau aku cemburu verat dan Harun pun menjaga dirinya.

Aku sudah tidak memakai syusuk KB lagi, karena aku sudah beberapa tahun mati haid. Tapi jangan dikira nafsuku tidak ada, malah sebaliknya, aku merasa nafsu seks ku biasa saja. Mungkin rasa cinta yang membuatku demikian dan orang selalu mengatakan aku seorang perempuan yang poenuh semangat hingga susah menjadi tua.
Entahlah !

Aku memutuskan, aku harus memakai susuk KB dan aku membayarnya kepada sang bidan. Kemudian aku menyediakan sekotak kondom dan memberinya kepada Harun tanpa penjelasan. Harun ternyata mengerti maksudku.

Setiap hari tak ada lagi pertanyaan atau komenmtar apapun di antara kami. Jelasnya, kepada dua putriku aku mengatakan, pintu kamar jangan dikunci. Mana tau ada apa-apa, biar Harun abang mereka bisa cepat membantu. Kedua putriku malah meledekku. Katanya, biar Harun bisa netek, kapan dia dia mau.

"Hus… sudah… namanya juga sudah kebiasaan, jadi susah merobahnya," kataku dan mereka dapat menerimanya, walau seoprang putriku sudah kelas 3 SMP.

Harun juga tak pernah mengunci pintu kamarnya. Yang paling membuatku senang, dia sama sepertiku. Tidur hanya memakai kain sarung tanpa pakai celabna dalam. Jika aku membutuhkannya, aku gampang saja mengungkap kain sarungnya, kemudian mengulumn kemaluannya sampai tegak berdiri, Jika dia tak bangun juga setelah penisnya mengeras, aku yang menaiki tubuhnya.

Sebenyanya dalam usianya ke 39 tahun aku sadar kalau sudah menua. Tapi di sisi lain, kenapa justru pada usiaku seperti ini, nafsuku justru meledak-ledak. Apakah karena aku sangat percaya pada anakku sendiri, atau apakah karena aku sangat menyayanginya ataukah aku yang tak mampu membendung nafsuku yang berlebihan.

Sebaliknya Harun sendiri selalu saja tak pernah menolak, bila aku membutuhkannya. Pernah suatu kali, di kios kami, Karena sepi pembeli, Harun tertidur di lantai di bawah meja-meja yang kami buat. DImana di atas meja-meja itu, terbentang barang dagangan dan biasanya aku duduk di lantai menunggui pembeli. Tiba-tiba nafsuku membuncah dan kemaluanku cenat-cenun ingin disetubuhi. Kuraba penis anakku dan kuraba-raba sampai mengeras. Harun menurunkan celananya, sampai kontolnya keluar dari celana. Saat itu, aku melepaskan celana dalamku dan aku beruntung, karena memakai rok kembang.

Cepat kunaiki tubuh anakku dan menuntun kontolnya memasuki memekku. Setelah masuk, tiba-tiba pembeli datang membeli sabun mandi dan aku layani, sementara kontol Harun berada di dalam memekku. Kemudian aku harus melayani pembeli yang meminta kacang hijau dua kilogram. Aku terpaksa berdiri menimbangnya. Saat itu, aku merasa sangat tersiksa sekali dan aku melayaninya dengan cepat dan mengembalikan uangnya.
Setelah dia pergi cenut-cenut di memekku tak mampu kubendung dan aku kembali ke tempat semula dan menangkap kontol Harun dan menuntunnya ke dalam memekku.

Kutekan jauh kontol itu memasuki lubangku. Saat orang sepi cepat kuputar-putar pinggullku sembari melihat ke sekeliling, kemudian aku orgasme, sampai memekku demikian basahnya. Harun justru belum orgasme. Dia menahan tubuhku dan aku memberi peluang beberapa centi, hingga dia mampu menusuk-nusuk memekku dari bawah, sampoai akhirnya dia menarik tubuhku rapat ke bawah dan dia melepaskan spermanya.

Aku bangkit dan Harun memperbaiki celanaya, kemudian di pergi ke toilet umum, sedang aku melapnya pakai tissu. Setelah Harun kembali, baru aku ke toilet umum. Keadaan seperti biasa saja. Kami hanya saling melempar senyum puas saja. Senyuj yang tak mungkin bisa diketahui oleh orang lain maknanya.

* * *
Setelah sekian tahun kami lakukan, pada sabtu malam aku bertanya, apa tak ingin bermalam minggu seperti teman-teman? Harun balik bertanya, apakah dia boleh pergi? Kataku silahkan, asal jangan pulang larut malam. Harubn pun pergi dengan mengenderai sepeda motor bebek barunya. Aku gelisah. Tak tau apa yang kugelisahkan, begitu melihat jam sudah pukul 24.00. Aku terus menunggu Harun di depan televisi. Pukul 24. 15 aku mendengar sepeda motornya memasuki teras rumah dan aku cepat membuka pintu. Aku merah dalam hjatiku, karena Harun lama sekali baru pulang.

"Kenapa kami lama sekali pulangnya?"
"Cerita-cerita sama teman setelah pulang nonton film," jawabnya sekenanya.
"Kamu pasti bawa cewek ya?" kataku. Aku sangat cemburu sekali. Aku yakin dia sudah punya pacaran karean sudah setahun dia menjadi mahasiswa. Harun menatapku dengan tajam.
"Mana mungkin aku pacaran, Bu. Kan aku sudah punya pacar," katanya dingin. Akau semakin cemburu. Kutangkap dia dan bertanya siapa pacarnya. Kemarahanku membuat dia berbisik di telingaku.
"Kan ibu sendiri pacarku. Mana ada yang lain," katanya. Darahku langsung berubah dingin. Dia tersnyum manis meluluhkan hatiku.
"Apakah kamu serius, kalau aku ini pacarmu, bukan ibumu?" tanyaku melunak.
"Kedua-duanya. Pacarku dan ibuku juga. Mungkin sudah menjadi isteriku," jawanya tegas. Aku tersenyum dan memeluknya. Dia balas memelukku, menciumku, akhirnya kami ke kamarnya dan melakukan persetubuhan.
* * *
Setelah dilantik jadi sarjana beberapa tahun, kedua adik-adiknya pun sudah menikah. Sibungsu malah tak sempat kuliah. Begitu lulus uajian kelas tiga, dia langsung dilamar. Mereka berdua sudah diboyong oleh suaminya, bahkan kota kami berjarak ratusan kilometer. Aku sudah berusia 53 tahun. Harun tak menikah-menikah juga. Egoiskah aku. Suatu malam, aku bertanya padanya, apa tak punya rencana menikah? Katanya dia tidak akan menikah, karena dia yakin dia tidak akan menemui perempuan sebaik dan secantik aku serta sehebat aku. Aku terenyuh juga mendengarnya.

"Aku kan sudah tua. Apa kamu tidak ingin yang lebih muda, yang lebih kencang dan lebih segala-galanya," kataku. Harun marah besar. Aku berusaha menyadarkannya, agar dia realistis saja, kalayu semua tubuhku sudah tidak ketat lagi. Akhuirnya dia maragh lagi dan dia akan buktikan sesuatu yang mampu membuatnya betah, asal aku mau mengikutinya. Mana mungkin aku menolak keinginannya.

Haru mengajakku bersetubuh. Dia membawa baby oil. Sebelumnya kami sudah telanjang bulat dan aku sadar jkalau tubuhku, semuanya sudah kendur. Dia memintya kontolnya aku kulum sampai dia mengeras. Dia suruh aku menungging, seperti biasanya, dia menusuk memekku dari belakang. Yang terjadi bukan itu, dia melumuri kontolnya dan melumuri duburku dengan baby oil. Perlahan aku merasakan ujung kontolnhya menyentuh duburku, kemudian dia menekannya. Aku merasa sakit. Tapi aku harus menahannya, demi kebahagiaan Harun. Perlahan tapi pasti, kontolnya memasuki duburku. Perlahan dia menariknya, kemudian dia mensuknya kembali, demikian berulang-ulang.

Yang mulanya ada rasa sakit sedikit, lama-lama menjadi sebuah kenikmatan bagiku, terlebih saat dia menusuk-tarik kontolnya, dia metremas-remas kedua buah dadakku. Terkadang tangannya mempermainkan klentitku. Makin lama tusuk tariknya semakin cepat dan aku merasakan semakin nikmat, kemudian dia merintih dan aku juga berdesis. Kami sama-sama orgasme.

Mungkin tak ada yang opercaya, tapi aku juga tak ingin orang bisa percaya. Kini usiaku sudah 57 tahun, dan kami masih saja terus melakukannya dengan Harun. Terkadang aku kasihan padanya, karena dioa tidak menikah. Tapi terkadang aku mau marah dan mau membunuhnya, bisa dia terlalu dekat dengan perempuan mana saja, bahkan walau hanya aku tau dia bebricara basa basi saja. Tatapan mataku, diekathuinya kalau aku cemburu verat dan Harun pun menjaga dirinya.

Aku sudah tidak memakai syusuk KB lagi, karena aku sudah beberapa tahun mati haid. Tapi jangan dikira nafsuku tidak ada, malah sebaliknya, aku merasa nafsu seks ku biasa saja. Mungkin rasa cinta yang membuatku demikian dan orang selalu mengatakan aku seorang perempuan yang poenuh semangat hingga susah menjadi tua.

GUDANG CERITA GAY 1


Disogok Satpam



'Disogok' Satpam
Siang itu aku pergi ke kantor PLN untuk mencari data-data laporan praktek kerjaku. Sampai di sana kulihat kantor sudah sepi. Cuma ada seorang Satpam yang duduk di kantornya. Karena sebelumnya aku sudah sering ke situ, dengan tenang aku melangkah masuk ke pintu gedung. Tapi
"Hei, mau ke mana kamu ?" Satpam itu tiba-tiba menegurku.
"Mau ke ruang Pemasaran, Pak "jawabku sambil menghentikan langkah.
Satpam itu melangkah mendekat. Ia tidak terlalu tua. Mungkin sekitar 30-an. Badannya bagus, tinggi dan tegap. Rambutnya model Akabri. Wajahnya cakep tapi kelihatan tidak ramah.
"Kantornya sudah tutup "katanya dingin.
"Tapi saya sudah janji ketemu sama Pak Sutopo di sana, Pak "kilahku.
"Pak Toponya sudah pulang dari tadi "jawabnya, "sudahlah, lain kali saja ..."
"Tapi ini penting sekali "kataku ngotot.
"Apanya yang penting ? Lebih penting mana dengan tugas saya menjaga kantor ini ? Kalau sampai ada apa-apa yang hilang, apa kamu juga menganggap itu penting ? Sudah, pergi sana ... "usirnya.
Aku menjadi naik darah mendengarnya.
"Huh, jadi Satpam aja sok "gerutuku, "tak-emut kuwi ..."
Sebenarnya aku reflek mengucapkan kata-kata itu. "Tak-emut kuwi' yang dalam bahasa Jakarta mungkin diucapkan 'Kuemut sekalian, dah ...' sering diucapkan teman-temanku untuk menggoda salah seorang rekan yang kebetulan rambutnya plontos alias tidak ada rambutnya. Maksudnya 'kuemut sekalian ubun-ubunmu itu'. Tapi aku lupa yang kuhadapi sekarang bukan temanku, tapi Satpam cakep yang galak ini. Diam-diam aku berharap dia tidak mendengar kata-kataku barusan. Tapi harapanku meleset.
"Apa katamu ? "tanyanya keras, "coba ulangi ... "
Aku agak keder juga mendengar suaranya.
"Ayo,ulangi ... "
"Tak-emut kuwi ... "ulangku pelan.
Dia mencengkeram lenganku.
"Berani kamu, ya. Tau rasa kamu kalau taksuruh ngemut betulan ... "
Aku diam saja.
"He, mau kamu taksuruh ngemut punyaku ?"bentaknya.
Aku tetap diam.
Tiba-tiba dia menyeretku ke dalam gedung.
"Sini kamu "katanya sambil terus menyeretku, "kamu harus diberi pelajaran ... "
Dia membawaku ke ruangan kosong di belakang. Sampai disitu aku didorong jatuh ke lantai.
"Duduk dan ikuti perintahku "katanya.
Aku duduk bersandar dinding. Satpam itu kulihat melolosi ikat pinggangnya. Lalu membuka ritsleting celana birunya yang ketat. Sekejap celana dalam putihnya kelihatan.
Selangkah demi selangkah ia mendekatiku. Sekarang selangkangannya persis di depan wajahku.
"Sekarang, buka ! "perintah Satpam itu.
Dengan gemetar aku meraih segitiga itu. Mengusap tonjolannya sebentar, kemudian dengan perlahan menurunkan karet celana dalam itu.
O, My God ! Satpam itu mempunyai kontol yang bagus dan 'segar'. Pertama kelihatan ujungnya yang berwarna merah tua keunguan. Bekas sunatannya tampak mulus, seolah-olah dia dilahirkan sudah dalam keadaan tersunat. Lubang kontolnya sempit. Sempat kubuka lubang itu dan kulihat lorong yang basah di dalamnya. Batas antara kepala kontol dengan batangnya tampak jelas berupa tepian melengkung yang bagus. Kuturunkan lagi celana itu. Batang kontolnya penuh dengan urat-urat kontol. Kantung pelirnya bergantung kencang. Rambutnya ... ia mempunyai rambut-rambut halus dari bawah pusar, terus melebat ke bawah dan menyemak di sekitar kontolnya, ke samping kanan dan kiri terus ke belakang sampai pantat. Rambutnya keriting dan panjang-panjang. Rambut tubuhnya juga lebat di sekitar paha dan kakinya.
"Sekarang kau emut itu ! "perintah yang punya kontol ,tetap dengan nada dingin dan keras.
Aku mulai dengan menjilat-jilat kantung pelirnya, sesekali mengulum 'telur'nya. Sementara tanganku mengusap-usap batang kontolnya terutama di perbatasan dengan kepalanya. Terasa kontolitu makin lama makin mengeras. Kunikmati bau dan rasa selangkangan Satpam itu dengan sepenuh hati.
Terus kulanjutkan dengan menjilat menyusur batang kontolnya terus makin ke atas. Akhirnya kulingkari kepala kontol itu dengan lidahku untuk kemudian mulai kumasukkan ke mulutku.
Reaksi pertama dari Satpam itu adalah terdengar dengusan nafasnya, tapi mulutnya tidak bersuara sedikit pun.
Kumasukkan kepala kontol itu dalam-dalam. Bibirku sampai menyentuh pangkalnya. Kumainkan langit-langit mulut dan lidahku untuk menggelitiki batang kontol di dalam mulutku habis-habisan, membuat wajahnya kulihat memerah kepuasan. Dadanya turun naik. Terengah-engah. Tapi ia masih saja tak bersuara.
Setelah itu aku mulai menggerakkan mulutku maju mundur,membuat kontol itu keluar masuk lubang mulutku. Suara kecipak kontol dengan mulut terdengar di ruangan itu. Tanganku memegang kedua belah pantatnya. Cukup lama kegiatan itu berlangsung sampai kusadari badannya ternyata tidak pasif,namun ikut bergerak maju mundur. Bahkan kemudian gantian aku yang kecapekan membiarkan kontolnya yang aktif bergerak maju mundur keluar masuk lubang mulutku.
Karena kontolnya cukup panjang, setiap ia menyorongkan kontolnya,kepalaku agak mundur ke belakang untuk menghindari kontolnya supaya tidak masuk terlalu dalam. Selain itu agar aku bisa mengambil nafas dengan enak. Rupanya ia tidak menyukai hal ini.
Tiba-tiba saja ia memegang kepalaku lalu mendorong kepalaku menempel tembok. Selangkangannya digeser tepat di depan wajahku, sehingga kepalaku sekarang terhimpit di antara selangkangan dan tembok di belakangku. Kepalaku tidak bisa berkutik lagi.
Akhirnya Satpam itu bisa dengan puas menyatroni lubang mulutku. Tiap kali ujung kontol itu masuk, ia menekannya dalam-dalam hingga aku sampai hampir keselak. Bahkan gerakan kepalaku ke samping pun ia halangi dengan memegang kedua sisi kepalaku erat-erat. Mulutku akhirnya pasrah menerima sepak terjang kontolnya.
Makin lama gerakannya makin liar. Kulihat wajahnya sudah memerah padam dan giginya menggigit bibir bawahnya. Dadanya dan pahanya membasah oleh keringat. Terdengar bunyi nafasnya yang memburu.
Akhirnya detik-detik puncak pun tiba. Pertama pegangan di kepalaku terasa makin erat, nyaris meremas rambutku. Kemudian terdengar keluhan dan erangan yang tidak jelas dari mulutnya. Sementara itu gerakannya semakin cepat dan liar. Di mulutku kontol itu terasa besar dan hangat.
Suatu saat kulihat matanya memejam lalu mulutnya yang sedari tadi tak bersuara mulai mengeluarkan erangannya yang keras.
"Oooogggggghhhhhhhhh ............. "
Lalu terasa di mulutku cairan laki-lakinya yang hangat, mula-mula menetes sedikit, berikutnya terasa semprotannya keras mengenai bagian belakang mulut. Pada saat orgasme ini gerakannya tidak terkendali. Sekitar sepuluh detik kemudian kukeluarkan kontol itu dari mulutku yang sudah penuh cairannya. Pada saat di tanganku kontol itu masih berdenyut dan menyemprotkan cairan putih kental ke mukaku. Kutuntaskan kenikmatannya dengan mengocok kontolnya memakai tanganku.
Orgasmenya masih berlangsung beberapa detik kemudian, ditandai dengan keluarnya air maninya meskipun tidak lagi tersemprot hebat. Sampai akhirnya tetes-tetes cairan itu habis dan ia menarik nafas panjang kepuasan.
Kuseka sisa air main di ujung kontolnya dan di mukaku. Ketika kulihat wajahnya saat ia berpakaian kembali,kuharap ada seberkas senyum diberikan kepadaku. Tapi sia-sia. Ia masih memasang wajah dingin dan garang seperti tadi.
Akhirnya setelah selesai berpakaian, ia menarikku keluar.
"Sudah, pulang sana. Lain kali saja ke sininya ... "usirnya.

Aku terpaksa mengalah. Nggak apa-apa deh, tugas ketunda. Yang penting hari ini aku bisa ngerasain kontol seorang Satpam yang biar galak tapi cakep!

Teman Kos Yang Nakal....



Sore itu aku berencana mo pergi ke luar. maka aku pun mulai siap-siap. selesai mandi dan baru saja masuk kabar tiba-tiba hujan deras mengguyur daerahku.
Alangkah kecewanya. akhirnya sambil mengenakan kaos dan celana kolor aku mulai melamun di dekat jendela membayangkan pacarku yang sedari tadi menungguku di rumahnya.
Tanpa aku sadari, teman kosku yang bernama hendra nyelonong masuk ke kamarku. Ternyata waktu itu tinggal kami berdua yang masih tersisa di tempat kos. lalu diam-diam hendra mulai merangkulku dari belakang, menciumi tengkukku dengan penuh nafsu.
Kontan saja aku mengelaknya. aku membalikkan badanku dan mendorong tubuh hendra yang tinggi besar itu. Namun hendra telah lupa daratan, aku tetap diseruduknya. pinggangku dicengkernya dengan kuat. tubuhku mulai meronta tapi aku tak kuasa menyingi tubuhnya yang sangat kuat itu.
Hengra mulai menciumku, ciuma yang terasa hangat melekat di bibirku, aku mulai tak kuasa menolaknya. Diam-diam aku menikmati permainan ini
"Jack, sudah lama aku ingin berduaan denganmu", katanya berterus terang. hatiku tersentak juga, padahal selama ini aku tak berprasangka apapun pada hendra. kemudian ia mulai mebuka kaosnya. Tampak tubuhnya yang atletis dan dadanya yang bidang. lalu ia pun mulai melucuti celana pendeknya dan, astaga... ternyata dia tidak memakai celana dalam.
Pantas saja tadi aku merasakan kontolnya yanng besar itu tergesek-gesek di pantatku.
"Kamu mau ini, jack?" tanyanya,"ayo, cobain aja, kamu kan belon pernah nyobain yang beginian, kan? lupain sebentar saja pacarmu itu." sambil berkata demikian, hendra menuntun kepalaku ke bawah.
"Ayo' hisaap, jack...." aku terpaksa membukamulutku. dengan gemetaran, aku mulai memasukkan kontol hendra yang kira-kira berukuran 21 cm itu."uuukhhh....rasanya mo muntah,"kataku"ngak apa-apa, jack, ayo terus kulum semuanya."
Mulutku terasa penuh disumbat oleh kontol hendra. baru kali ini aku melihat dan langsung merasakan kontol cowok yang amat super panjang dan besar itu. hendra menjambak rambut belakangku, kemudian pantatnya digoyangkan maju mundur , ke kiri dan kanan. lalu aku disuruhnya berdiri. dengan cepat dicopotnya kaos dan kolorku. hendra terpana demi melihat dadaku yang lebat ditumbuhi rambut.
Dijilatinya dadaku, aku merasakan geli tapi nikmat. tangan kirinya mempermainkan pentil susuku dan tangan kanannya mempermainkan kontolku yang telah dari tadi ngaceng...
"Oooogh...hen, terussssssss...." aku merasakan ada yang mo keluar dari dalam kontolku." hen...aku sudah mo kkkkeluuuuuuuuaar...". tiba-tiba hendra menghentikan rangsangannya. kami berganti posisi 69. kini aku mulai mengghisap dan menciumi punya hendra.
Terus sja kukulum dan kujilati semuanya, dari kepala, batang, dan buah pelernya ke batangnya lagi begitu seterusnya.... Dalam hati aku senang juga, tak menyangka kalo main sama cowok ternyata enak juga."jack.....aku udaaaah ngggaaaak taaaahhhannnn...." kemudian menyemprotlah pejuh hendra ke wajahku mulai dahi, pipi, hingga bibirku.
"Maapin gua jack..." hendra kemudian menjilati pejuhnya sendiri dan menelannya hingga habisss.
"Permainan belum selesai.."kata hendra. dia menuju ke bawah, dan kontolku yang mulai lemas dibangunkannya lagi. ia mulai menocok kontolku. setelah tegang dan keras hendra memohonku untuk menyodominya. aku menggeleng tanda tak setuju. tapi hendra nekat.
Ia ambil posisi jongkok dan mulai menduduki kontilku. "aaaaghhhh....." aku dan hendra menjerit kenikmatan. hendra turun naik di atas kontolku dan aku mengimbanginya dengan menggoyangkan pantatku ke kiri dan kanan. tak lama kemudia menyemburlah cairan pejuku ke pantatnya hendra.
Sebagian menetes ke sprei. hendra melepaskan kontolku dari bokongnya kemudian menjilati kontolku sampai bersih. setelah merapikan pakaiannya hendra kembali mencium bibirku "thanks ya jack..." setelah itu dia keluar kamarku...
Itulah pengalamanku ngentot sama cowok. enak juga ternyata...he...he...

Teman Kos Gue


Kala itu anak anak yang dilantai atas lagi pulang ke jakarta, sisa gue sama edi. pagi ini dia janji belajar bareng, untuk final seminggu lagi. kita sering belajar bareng karena kita ambil jurusan yang sama.
Sebenarnya udah lama gue suka perhatiin edi, orangnya tinggi sedikit dari gue, dan karena gemar olah raga, punya pundak yg lebar, dada berisi, pokoknya susah untuk tidak diperhatikan. pagi pagi gue udah mandi, dan dengan sepelintir handuk di pinggang, gue langsung ke kamar edi untuk ngebanunin dia. pas gue masuk, kamarnya gelap, soalnya gorden belon dibuka, dalam remang2 kamar gue perhatiin mukanya dia. matanya yang masih tertutup, bibirnya yang setengah terbuka, sungguh erotis.apalagi diabiasa hanya memakai celana dalam dan singlet membungkusnya kalo lagi tidur. terlihat bahwa celana dalam putihnya saat itu sedang menjendol, menahan ISInya yang sedang 'bangun'. tiba tiba dia membuka matanya. gue kaget. dan buru buru pura pura mau ngebangunin dia.
"Di, baru aja gue mau bangunin. cepet sana udah siang"
"Waduh, gue baru aja mimpi asyik. eh elo bangunin lagi" sahutnya dengan suaranya yg basah karena baru bangun."gue mimpi lagi diisep sama orang" gue mikir dalam hati, sini gue aja yang isep. dengan rela hati. tapi gue juga berharap kalo dia mau diisep. gue naek ke atas ranjangnya sambil pura pura mau membuka horden yg berada tepat disebelah kasurnya. "bangun gih, udah terang tuh" lutut gue, gue taruh tepat diantara kedua kakinya. sentuhan kulitnya yang hangat dengan kaki gue buat gue jadi terangsang juga.
Tiba tiba edi ngerapetin kakinya, menjepit salah satu kaki gue yang ada diantara selangakangannya. wah gue tambah engga tahan, ngerasain kulit hangatnya ngelilingin kaki gue. gue nyeletuk sambil berharap dia bakal bilang iya "apa perlu gue isep dulu kontol elo" pas gue liat mukanya dia tersenyum nakal, tapi tatapan matanya serius, sambil tangannya mengelus 'tenda' celana dalamnya itu.
Kesempata nih gue pikir. gue mulai merebahkan diri, menaruh badan gue tepat diatas tubuhnya. mata gue tetap ngeliatin mukanya. matanya edi pun terpejam, tanda ia merestui apa yang akan gue lakukan. gue jilatin udelnya, sambil dada gue menindih kontolnya yang hangat itu.
Dia tampak menikmati. Ya udah tangan gue pun mulai menyibak singletnya, dan menggrayangi dadanya. pentilnya gue jilatin, cium dan isep. dia tetap memejamkan mata, sambil tangannya memeluk pantat dan punggung gue.
Gue bergerak keatas. tubuh gue sekarang benar benar sejajar menindihi tubuhnya. gue jilat kupingnya. sentuhan leher gue ke dia serta kulit seluruh badannya yg hangat sungguh buat gue teranggsang. dia menghembuskan nafas yg hangat ke belakang leher gue, seakan menyatakan rasa puasnya. lalu gue pun mulai kembali ke daerah bawah.
Sesuai dengan janji gue untuk ngisep kontolnya. gue lucutin kancutnya yang putih itu. dan kontolnya yang udah bangun dari tadi pun mengangguk angguk. edi pun mulai menggeliat, seolah engga tahan untuk menunggu. gue jilatiin dulu kontolnya hingga ke ujung. dan gue mulai mengulum, mengisap kontolnya yang hangat dalam mulut gue. edi menggeliat terus. menghenduskan nafas panjang, sambil mengelus kepala gue yang naik turun diatas kontolnya itu. setelah memuncak.
Crrrreeettttt, crrrreeettttt. krim putih pun keluar dari kontolnya. ngebasahin sebagian muka gue. gue pun menelan sebagian krim itu. sambil tersenyum puas. gue merebahkan diri gue disamping sambil memeluknya. si edi pun menawarkan untuk mencolikan gue. gue dan edi bersebelah belahan sambil dia mencoli kan kontol gue yang udah penuh itu.
wah itu pengalaman yang sangat tidak terlupakan

Di Kantor Satpam


Ketika Rudi didorong memasuki ruangan tampak dua orang satpam sedang duduk. Yang seorang segera berdiri mengunci pintu dan mendekati Rudi. Didadanya tertulis namanya, Herman, wajahnya ganteng, berkumis tipis, badannya kekar dan atletis. Rambutnya cepak bergaya ABRI. Pakaiannya yang ketat, terutama celananya, samar-samar menon-jolkan bentuk alat kelaminnya. Benda bulat panjang itu tampak membayang pada celananya yang ketat. Wajahnya nampak dingin dan sadis dibalik kegante-ngannya. Ia berdiri dan mengelilingi Rudi. Tiba-tiba rambut Rudi ditariknya dan ia memaksa Rudi berlutut didepannya.
Muka Rudi didekatkannya ke badannya dan tangannya yang satu lagi membuka retsleting celananya. Celana dalamnya berwarna putih ketat, sehingga kemaluannya nampak tegas terbayang. Ditariknya kepala Rudi sehingga hidung Rudi menempel pada alat kelaminnya dibalik celana dalamnya yang ketat itu. Digosok-gosokkannya muka Rudi pada kemaluan-nya, kemudian perlahan-lahan celana dalamnya diturunkan, sehingga nampak kemaluannya yang besar dikelilingi bulu-bulu yang lebat. Batang pelirnya nampak setengah tegang dan kepalanya yang berwarna merah tua terayun-ayun didepan hidung Rudi. Buah pelir yang besar berwarna hitam tergantung dibawah batang pelir itu. Bulu-bulu hitam keriting nampak lebat sekali mengelilingi kemaluan Herman yang besar itu.
"Isap ini !" perintahnya.
Rudi mencoba memberontak ketika ia mendekatkan alat kelaminnya kemulut Rudi. Bau kelamin laki-laki yang khas menusuk hidung Rudi, bau air mani yang mengering dicampur bau air kencing. Tapi tangannya yang perkasa memegang kepala Rudi.
"Jangan pura-pura, kamu suka mengisap kontol kan" bentaknya.
Dengan jari telunjuk dan ibu jari, dijepitnya pipi Rudi dengan paksa. Karena kesakitan, Rudi membuka juga mulutnya dan Herman memasukkan batang pelirnya pelan-pelan kemulut Rudi. Terasa bulu-bulu jembut Herman menggelitik hidung Rudi dan bau kontol laki-laki memenuhi hidung Rudi.
"Awas, kalau sampai kena gigimu, kurontokkan nanti" bentaknya lagi.
Perut Rudi terasa mual tapi ditahannya sekuatnya supaya tidak muntah. Herman memompakan batang pelirnya didalam mulut Rudi, masuk keluar. Terasa pelir Herman mulai tegang dan membesar dalam mulut Rudi. Rasa asin dan bau kelamin laki-laki membuat Rudi mual. Batang pelir itu begitu panjang dan besar, sehingga setiap kali menyodok tenggorokan- Rudi, ia hampir muntah. Kedua tangan Herman meme-gang kepala Rudi dan ditekannya dalam-dalam ketika kemaluannya memasuki mulutnya. Rudi mencoba memberontak dan melepaskan diri tapi tangannya yang kekar makin kuat memegang kepala Rudi. Lama-lama gerakkannya makin cepat dan napasnya pun mulai memburu.
Kepala Rudi digoncang-goncang-kannya dengan kuat sehingga Rudi terengah-engah. Kemudian menyemprotlah air maninya yang kental di dalam mulut Rudi langsung ketenggorokan, sehingga mau tak mau tertelanlah air mani dengan baunya yang khas itu. Rudi tersedak dan terbatuk-batuk, tapi malah ditekannya kepala Rudi sehingga kontol Herman masuk semua kedalam mulut Rudi ketika orgasme. Terasa oleh Rudi semprotan air mani Herman yang kuat memasuki tenggorokan Rudi berkali-kali. Rasa asin dan bau sperma yang khas memenuhi mulut Rudi.
"Telan semua, awas kalau ada yang kau tumpahkan" katanya dengan sadis. Dengan terpaksa Rudi menelan semua air mani Herman yang terasa asin itu, kemudian ia mencabut kemaluannya dari mulut Rudi dan dioleskannya sisa-sisa cairan kental berwarna putih itu kepipi Rudi. Satpam yang seorang lagi Roy tertawa dan berkata:
"Kita perkosa yuk"
"Jangan Pak.... ampun Pak......." Rudi menghiba, tapi sia sia saja. Roy dan Herman menelanjangi Rudi dengan paksa. Rudi meronta-ronta tetapi kedua tangannya dipegang oleh Roy sementara Herman melucuti celana Rudi. Ditariknya juga baju dan celana dalam Rudi sampai robek. Rudi berdiri telanjang bulat didepan mereka. Herman mendekat dan memegang batang pelir Rudi dengan tangan kanannya sementara Roy masih memegang kedua tangannya.
"Gede juga barang lu..." kata Herman sambil menyeringai. Batang pelir Rudi dipegangnya dan dikocoknya pelan-pelan sehingga kemaluan Rudi berdiri menegang. Tangannya pindah kebawah dan dibelai-belainya biji pelirnya. Rudi terangsang oleh rasa nikmat sehingga kemaluannya makin ngaceng dengan kerasnya. Sambil tersenyum ia memanda-ngi Rudi dan tiba-tiba tangannya meremas biji pelir Rudi kuat-kuat.
"Aaghhhhh........" Rudi menjerit kesakitan.
Roy memegangi tangan Rudi dan menelikungnya kebelakang. Didudukannya Rudi di kursi dengan paksa, tangan Rudi diikat kebelakang dan kedua kakinya diikat ke kaki kursi itu. Rudi meronta-ronta tapi apakah daya Rudi melawan satpam muda yang perkasa itu. Ditamparnya Rudi berulang-ulang sehingga pandangan Rudi berkunang-kunang.
"Diam kau, bajingan !" bentak Roy.
Herman memegang batang pelir Rudi dan pelan-pelan dikocoknya kontol Rudi. Alat kelamin Rudi menegang kembali dengan kerasnya. Tangannya yang kuat terus melocok kemaluan Rudi sambil sekali-sekali diremasnya batang pelirnya. Rudi mengerang karena ada juga rasa nikmat bersamaan dengan rasa sakit yang dirasakannya. Roy mendekat sambil tersenyum sadis. Wajahnya yang ganteng itu nampak bengis ketika kedua tangannya meraba-raba dada Rudi. Jari-jari tangannya berhenti di kedua puting susu Rudi dan dijepitnya dengan ibu jari dan telunjuknya. Dipilin-pilinnya kedua puting susu Rudi dan ditarik-tariknya bagian tubuh Rudi yang sensitif itu. Rudi mengaduh kesakitan. Herman memanda-ngi Rudi sambil tangannya terus meloco Rudi. Mulutnya tersenyum dengan sinis dan berkata :
"Enak ya"
Tiba-tiba ia berhenti meloco Rudi.
"Keenakan lu......!" bentak Herman. Wajahnya menjadi bengis. Kontol Rudi yang sedang menegang dipegangnya dengan satu tangan. Ditariknya kulit kemaluan Rudi kebelakang dan ditekannya kuat-kuat, sehingga batang pelir Rudi membesar dan lubang kema-luan Rudi terbuka lebar-lebar. Kepala kelamin Rudi tampak besar dan berwarna merah tua karena darah yang terhenti dijepit tangan Herman yang perkasa itu. Tangannya yang lain memegang sebatang plastik berwarna putih. Rudi menahan napas ketika batang plastik itu pelan-pelan dimasukkan-nya ke dalam lubang kelaminnya. Sakitnya tak tertahankan sehingga Rudi menjerit kuat-kuat. Roy membekap mulut Rudi dan dimasuk-kannya saputa-ngan ke mulut Rudi.
Herman memandangi Rudi dengan sadis, mulutnya tersenyum ketika perlahan lahan batang plastik itu ditekannya dalam-dalam. Rasa sakit yang luar biasa membuat badan Rudi terangkat keatas. Tapi Roy meninju perut Rudi sehingga ia terduduk kembali. Setelah hampir separuh batang plastik itu masuk dalam kontol Rudi, ditariknya lagi perlahan-lahan. Pedih, panas dan entah apa lagi rasa sakit yang Rudi -rasakan pada lubang kemaluannya. Kemudian dimasukkannya lagi batang plastik itu, ditarik lagi berulang-ulang. Rasa sakit dan nikmat bergantian terasa sampai keubun-ubun. Akhirnya dicabutnya batang plastik itu dari lubang pelir Rudi. Setetes darah nampak keluar dari lubang pelirnya.
Rudi memekik ketika plastik putih itu dimasukkan kembali, tapi suaranya tidak keluar karena mulutnya disumpal saputangan. Sekali lagi penyiksaan itu berlangsung, kelamin Rudi serasa terbakar ketika batang plastik itu memasuki lubang pelir yang sempit itu. Rudi meronta-ronta dan menjerit, tapi hanya suara ah.. uh.. yang terdengar karena mulutnya tersumpal. Sementara batang plastik itu memasuki lubang pelir Rudi, Roy meremas-remas buah pelir Rudi dengan kuat. Rasa sakit yang luar biasa membuat Rudi berkunang-kunang dan kepalanya berdenyut-denyut bagai dipalu dengan godam raksasa. Akhirnya berakhirlah siksaan itu, dicabutnya batang plastik itu dari lubang pelir Rudi dan dibukanya ikatan kakinya. Sapu tangan yang menyumpal mulut Rudi dikeluarkannya. Dipaksanya Rudi berdiri dengan telanjang bulat. Borgol tangan Rudi dibuka juga, tapi ia hampir tidak bisa berdiri tegak karena kesakitan.
"Kesini kau " bentak Herman. Rambut Rudi ditariknya dengan kasar sehingga ia terhuyung. Diseretnya Rudi kebangku dan ditelungkupkan-nya badan Rudi dibangku kayu yang kasar itu.
"Ikat tangannya Roy, kita kerjain bajingan ini " kata Herman kepada Roy. Rudi menelungkup pada bangku kayu itu dan kedua tangan Rudi diikatnya dikaki bangku sedang kedua kaki Rudi dibiarkan menggantung.
"Mandi ya" terdengar suara Roy dibelakangnya. Tiba-tiba terasa dingin dipantat Rudi. Rupanya Herman sedang menyemprotkan selang air ketubuh Rudi dan tiba tiba dimasukkannya ujung selang itu ke dalam lubang pantatnya.
"Enak nggak ?" tanya Herman sedang Roy tertawa terbahak-bahak. Air yang bertekanan tinggi itu memasuki usus Rudi dan perutnya terasa kembung pelan-pelan. Mula-mula terasa nikmat ketika air mengalir memasuki lubang pantat Rudi. Lambat laun terasa perutnya mulas karena air sudah mulai memasuki usus besar Rudi. Rasa mulas makin melilit dan perut Rudi terasa hampir pecah terisi air. Rudi meronta-ronta tapi percuma saja karena tangannya terikat dibangku. Terasa kemaluan Rudi mulai menegang ketika penyiksaan itu berlang-sung.
"Kamu sering diperkosa laki-laki kan ?" tanya Roy.
Kemudian dicabutnya selang itu dari lubang pantat Rudi. Air keluar menyemprot keluar dari anusnya. Diinjaknya tubuh Rudi dan ditekan-tekannya punggung Rudi dengan kakinya sehingga keluar semua air dari dalam perutnya. Lalu sekali lagi ujung selang karet itu ditusukkan ke dalam lubang pantat Rudi, pelan-pelan dan sedikit demi sedikit ujung selang itu memasuki anusnya. Rudi mengerang karena rasa sakit yang luar biasa ketika ujung selang itu menyentuh bagian dalam anusnya. Kemudian ujung selang itu ditarik kembali dengan perlahan, dan sebelum keluar semua, ditusukkan kembali ke dalam anus Rudi. Kemalu-an Rudi terasa makin menegang dan berdenyut-denyut ketika ujung selang itu dipompakan kedalam duburnya. Tak terasa air yang memasuki usus Rudi kali ini, karena rupanya Herman sedang memperko-sa Rudi dengan selang air itu. Ditariknya dan ditusukkannya selang air itu berulang-ulang ke lubang pantat Rudi.
Akhirnya keran air dibuka lagi dan air masuk lagi keusus Rudi. Kali ini tekannya tidak terlalu tinggi, sehingga tidak terasa sakit, bahkan ada rasa nikmat ketika air mengalir perlahan lahan memasuki ususnya. Rasa dingin dan nyaman terasa ketika air mengalir dan menggesek bagian dalam anus Rudi. Tetapi lama kelamaan penuh juga perut Rudi terisi air dan rasa mulas kembali melilit. Akhirnya tidak tertahankan lagi rasa mulas dan sakit diusus dan perutnya sehingga Rudi terengah-engah kehabisan napas. Baru dicabutnya selang itu dan sekali lagi menyemprotlah air dari lubang pantat Rudi. Rupanya ia sedang membersihkan lubang pantat dan usus besar Rudi, sebelum memper-kosanya. Diinjaknya kuat-kuat punggung Rudi dengan kakinya sehingga Rudi mengerang kesakitan.
Sekali lagi air menyemprot keluar dari anus Rudi mengalir membasahi kedua kakinya. Tak lama kemudian terasa tangan Herman meraba-raba lubang dubur Rudi. Mula-mula jari telunjuknya dimasukkan-nya kedalam anus Rudi dan diputar-putarnya didalam. Ada rasa nikmat bercampur rasa sakit yang Rudi rasakan ketika telunjuk Herman menggesek bagian dalam duburnya. Kemudian dua jari dimasukkannya kedalam pantat Rudi. Mulai terasa sakit ketika dua jari itu masuk dan keluar lubang pantat Rudi. Terasa kemaluan Rudi menegang kembali dengan sendirinya. Ketika kedua jari itu berada didalam lubang anus Rudi, dibengkokkannya jari-jarinya dan dikorek-koreknya pantat Rudi sehingga Rudi menjerit kesakitan.
"Ampun...ampun Pak.... jangan Pak.... sakit...." Rudi menjerit-jerit. Keringat bercucuran dari badan Rudi menahan siksaan yang sadis itu.
"Ini baru jari, biasanya kontol laki-laki kan yang masuk ke pantat lu " kata Herman dengan sinis. Ketika akhirnya dua jari itu dicabut dari lubang pantat Rudi, ia melenguh lega, karena lepas dari siksaan gila itu. Tapi kegembiraan Rudi tak lama, karena segera ia merasa ada benda kenyal memasuki lubang anusnya. Rupanya Herman sedang mencoba untuk memasukkan pelirnya yang sedang ngaceng itu kedalam dubur Rudi. Rudi berteriak kesakitan :
"Aaaahh...... jangan Pak..... ampun ..... jangan....."
"Jangan pura-pura, lu kan doyan diperkosa." kata Roy. Rasanya hampir robek lubang tubuh Rudi yang tidak terbiasa dilalui benda sebesar kemaluan Herman. Rudi meronta-ronta kesakitan, tapi Herman terus memaksa memasuk-kan batang pelirnya yang besar dan keras itu kedalam pantat Rudi. Karena tidak berhasil ia meludah ditangannya dan dilumurinya ujung kontolnya dengan ludah. Sekali lagi ditusuk-kannya batang pelirnya kedalam pantat Rudi. Rudi berteriak kuat-kuat :
"Aaaghhhhhh........"
Tangannya memegang pinggul Rudi dan dengan perlahan dipaksanya batang pelirnya yang besar itu memasuki lubang anus Rudi. Kali ini pelirnya yang panjang itu masuk dengan mulus kelubang dubur Rudi. Pantat Rudi serasa terbelah dan Rudi merasa kesakitan yang luar biasa. Herman mencabut kembali kontolnya dengan perlahan dan kemudian menusukkannya kembali ke dalam dubur Rudi. Makin lama gerakannya makin cepat, sedangkan Rudi berteriak dan menjerit-jerit karena rasa sakit yang luar biasa dirasakan pada anusnya yang untuk pertama kalinya diperkosa.
"Fuck you, fuck you, uuuhhh " Herman berteriak-teriak sambil terus memompakan batang pelirnya kedalam lubang pantat Rudi. Rudi terus menjerit-jerit dan merintih karena sakit yang luar biasa. Setiap kali Herman menekankan kontolnya yang besar itu Rudi memekik kesakitan, rasanya lubang duburnya hampir terbelah, panas dan sakit. Begitu kontol yang besar itu dicabut rasa sakit berganti rasa nikmat. Demikianlah sakit dan nikmat berganti-ganti terasa di dubur Rudi.
"Mampus lu, uuh....aaagghhh......." Herman mengerang dengan nikmat. Roy yang berdiri didepan Rudi perlahan-lahan membuka celana coklatnya. Celana dalamnya yang putih dan ketat itu tidak dapat menampung kelamin Roy yang besar itu sehingga ujung kontol Roy tampak menyembul keluar. Bulu-bulu jembutnya yang lebat keluar dari sela-sela celana dalamnya yang ketat itu. Kepala pelirnya yang menyembul dari balik celana dalamnya nampak membesar. Pelan-pelan diturunkannya celana dalamnya dan dilepasnya. Batang pelir yang setengah tegang itu kini tampak seluruhnya. Kepala pelirnya besar dan berwarna merah tua, demikian juga buah pelirnya yang besar nampak menggantung. Sekali lagi bau laki-laki yang khas, bau peju dan kencing memenuhi lubang hidung Rudi.
Dibukanya pula baju seragamnya sehingga Roy kini berdiri telanjang bulat didepan Rudi. Badannya tegap dan atletis, perutnya berotot. Bulu dadanya tumbuh lebat, demikian juga jembutnya yang hitam lebat tumbuh mengelilingi kontolnya yang besar berwarna hitam, kontras sekali dengan badannya yang putih itu. Buah pelirnya yang besar menggantung dibawah batang pelir yang setengah tegang itu. Roy menggeser-geserkan kemaluannya kemuka Rudi. Dipukul-pukulkannya batang pelirnya ke muka Rudi sehingga cairan pekat diujung kontolnya terasa dipipi Rudi. Ditempelkan-nya ujung kontolnya kehidung Rudi. Bau mani kering dan bau kencing terpaksa dihirupnya juga.
"Jilat kontolku" perintah Roy dengan sadis. Karena Rudi diam saja, Roy menjadi marah. Dua jarinya dimasukkan kelubang hidung Rudi dan ditekannya kuat-kuat. Rudi menjerit kesakitan tapi ia tidak perduli dan tampaknya ia sangat menikmati penderitaan Rudi itu. Karena kesakitan sekali terpaksa Rudi menjilat kepala kelamin itu, baru kedua jarinya dilepaskan dari lubang hidungnya. Rasa asin dan bau kelamin laki-laki membuat Rudi hampir muntah.
"Jilat juga buah pelirku" kata Roy sambil mengerang-erang kenikma-tan.
Dengan menahan rasa muak Rudi menjilat juga kantong pelir Roy yang ditumbuhi bulu-bulu jembut kasar itu. Rasa asin dan bau kontol akhirnya tidak membuat Rudi muak lagi. Dengan paksa dibukanya mulut Rudi dengan jari-jari tangannya yang kuat dan dipaksanya Rudi mengisap batang pelirnya sementara Herman masih terus memperkosa pantat Rudi dengan kemaluannya yang besar itu. Dua kelamin laki-laki memasuki tubuh Rudi pada saat yang bersamaan, satu di mulut dan satu di pantat. Roy memompakan kontolnya kedalam mulut Rudi dengan sadis. Setiap kali batang pelirnya yang panjang itu mengenai tenggorok-an Rudi rasanya hampir muntah. Kedua tangannya memegang kepala Rudi dan menekan kepala Rudi kuat-kuat. Sementara Herman makin kuat menyetubuhi dubur Rudi. Tiba-tiba terasa semprotan air mani Roy memenuhi mulut Rudi, membu-at Rudi terbatuk-batuk. Roy masih memompakan batang pelirnya sambil menyem-protkan berkali-kali cairan putih yang kental dan berbau khas itu ketenggorok-an Rudi.
"Ah....ah....ah....oohhh...." Roy mengerang-erang ketika orgasme. Banyak sekali air mani Roy yang keluar. Rupanya sudah lama ia tidak mengalami orgasme.
"Telan semua, bajingan, telah semua maniku, awas kalau ada yang tumpah keluar, kuhajar kamu, bangsat." bentak Roy dengan beringas. Rambut Rudi ditariknya dan ditekannya kuat-kuat kepala Rudi sehingga kemaluannya masuk semua kemulut Rudi. Dengan tersedak-sedak terpaksa Rudi menelan semua air mani Roy yang terasa asin dan berbau khas itu. Roy tertawa puas sambil mencabut alat kelaminnya dari mulut Rudi dan dioles-oleskannya sisa air maninya kemuka Rudi. Sementara itu Herman masih terus menyetubuhi dubur Rudi dengan alat kelaminnya yang besar itu. Tangannya kadang-kadang memukul pantat Rudi sehingga lubang pantat Rudi mengkerut dengan sendirinya.
Tangan kanannya memegang batang pelir Rudi dan mengocoknya pelan-pelan. Kadang-kadang buah pelir Rudi diremas-remasnya dan kembali kontol Rudi dilocoknya. Lambat laun gerakannya makin kuat, rasa sakit dan nikmat yang Rudi rasakan membuat ia terengah-engah. Rasa sakit dilubang pantat Rudi diimbangi dengan kenikmatan pada batang pelirnya yang sedang dikocok Herman membuat kombinasi rasa yang susah dilukiskan. Akhirnya terasa air mani Rudi hampir keluar dan tak tertahan lagi menyemprotlah air maninya keluar dan berceceran dilantai.
"Aaaaagghhhhhhhh.............." Rudi melenguh panjang dan pada saat itu juga Herman mencapai orgasme dan maninya menyemprot dengan kuat beberapa kali dalam lubang pantat Rudi. Setelah mengejang beberapa kali dicabutnya dengan kasar batang pelirnya. Terasa oleh Rudi cairan kental keluar dari anusnya mengalir di kedua kakinya.

Pengalaman Pertama Dan Terakhir



Kisah ini adalah pengalaman pribadiku waktu itu aku sedang kuliah semester II ( kerja sambil kuliah )jadi kalau kurang hot dan seronok saya minta maaf karena bukan tujuan saya untuk membuat sensasi seronok kalau ndak cocok kritik saja ke
Malam tahun baru 1996 aku diajak Dedy temanku untuk menghabiskan tahun 1996 dengan menonton blue film dirumah tamannya di kawasan Klender Jakarta Timur, disana sudah ada dua orang yang menunggu salah satu diantaranya adalah orang Padang sebut saja Asrul orangnya berkulit kuning terang pendiam berperawakan sedang kalau boleh dibilang langsing.
Dalam ruangan kamar itu ada sebuah tempat tidur yang besar cukup untuk empat orang, sebuah TV 14 inch serta sebuah video merk sonny kalau tidak salah kami memutar 6 buah cassete video semuanya film XXX tapi aku tidak menonton sampai habis karena tidak biasa begadang.
Aku memilih tidur dibawah beralaskan karpet persia karena diatas sudah ada tiga orang. Kebiasaanku kalau tidur biasa tidak pakai celana dalam untuk itu aku meminjam sarung tuan rumah, ketika saat aku melucuti celanaku aku cuek saja karena semuanya toh laki - laki dan barang juga sama.
Aku ndak nyangka kalau mereka pada kaget melihat batang kemaluanku yang lagi tegang " Her....gede juga barang kamu, berapa meter tuh!!! " aku acuh tak acuh dan langsung tidur melipat kedua kakiku.
Antara sadar dan tidak aku tergagap bangun karena ada orang yang menggerayangi alat vitalku, saat itu aku tidak tahu siapa orangnya karena lampu dalam keadaan padam ketika aku mencoba menepis tangan itu, ia berbisik pelan. Her....jangan berisik aku suka badan kamu yang keras, kontol kamu gede sekali gua isep boleh ya ??? katanya pelan.
Ah.....kiranya si Asrul yang nyelonong ikut tidur dibawah dan tangannya terus bergerilya meremas - remas dan mempermainkan alat vitalku.Aku tidak menjawab tapi juga tidak menolak ketika mulutnya mulai melumat batang kemaluanku mula - mula pelan lama - lama cepat dan penuh nafsu,aku menggelinjang dibuatnya.
Ereksiku makin megeras dan menegang Asrul melepaskan kulumannya dan mempermainkan batang kemaluanku yang tegang meradang itu ditepuk tepukan dimukanya untuk beberapa saat. Pada saat akan mencapai puncak ejekulasi aku balikkan posisi badanku pinggulku berada diatas kepalanya kugenggam batang kemaluanku dan kusodorkan kemulut Asrul, aku goyang pantatku naik turun dengan irama yang teratur.
Asrul agak gelagapan juga tapi nafsuku sudah tidak bisa kukendalikan disaat air maniku keluar kutekan dalam - dalam dia agak tersedak menelan sperma yang keras menyemprot kedalam.
Kejadian itu berlalu dan aku tidak pernah lagi bertemu dengannya,Anehnya sejak saat itu dalam fantasi mimpi - mimpiku aku selalu membayangkan dan menggauli Asrul apalagi saat itu hubungan dengan pacar juga lagi tegang karena bapaknya tidak bapaknya tidak begitu suka padaku terutama sekali abangnya.
Diakui atau tidak secara tidak sengaja aku telah memasuki aku telah memasuki dunia gay meski hanya semalam tapi pengaruhnya begitu kuat, kucoba untuk menhindar dan keluar untuk melupakan kejadian itu,ternyata sulit. Apalagi disaat libidoku sedang memuncak aku tak kuasa untuk menhindar dari bayangan Asrul.
Aku pernah membaca dunia kaum gay dan tempat mangkalnya dan kucoba untuk mendatanginya, tapi setelah sampai ditempat aku tidak mempunyai keberanian untuk bergabung dan menyatu dengan mereka. Hari - hari kulalui seperti biasa dan aku hidup dalam fantasi sexualku yang katanya menyimpang, apalagi setelah kematian cewekku aku semakin tenggelam duniaku yang baru ini. Kecewa , Frustasi tak tahulah aku.
Bulan Mei 1997 di kantor aku mendapat telepon dari seseorang yang semula tidak aku kenal, tapi setelah menyebut namanya dan mengingatka kejadian di Klender dulu tiba - tiba jantungku berdebar keras,ian bercerita panjang lebar dan bagaimana ia bisa mendapatkan nomor telepon kantorku tentu saja dibumbui dengan kata - kata cabul yang memancing hasrat kelelakianku.
Tidak tahunya selama ini dia dipindah tugaskan di Samarinda dan kini berada di Jakarta karena ada tugas, aku dimintanya untuk datang menemuinya selepas jam kantor di salah satu sebuah hotel dimana ia menginap dengan satu permintaan yang aneh " aku harus mencukur habis bulu - bulu ( jembut ) disekitar kemaluanku, berhubung aku sedang banyak pekerjaan aku berjanji untuk menemuinya esok hari ditempat yang telah dijanjikan.
Seperti kesepakatan esoknya aku menemuinya,kami mengobrol sebentar di loby setelah itu dia mengajakku kekamarnya,dikamar tingkah lakunya berybah jadi lembut terkadang manja baru kali ini aku menyikapi tingkah lakunya secara total, lemah lembut sesekali manja tapi mendadak liar disaat nafsunya memuncak.
Adalah kesukaan dia bila kemaluanku full ereksi kurang lebih 22 cm dia suka menepuk nepukkan dimukanya dan selama hampir dua bulan itu kami mereguk madu kenikmatan nafsu birahi yang menggelora, persebadanan secara total antara lelaki baru kurasakan saat itu. Asrul juga menyenangi hubungan lewat anus,aku hanya melayani saja permintaannya asal pakai kondom secara halus aku pernah menolaknya dan dia kelihata kecewa sekali, karena aku tidak melewatkan moment saat berdua akhirnya kuturuti juga kemauannya.
Tak terbayangkan saat batang kemaluanku yang tegang meradang masuk kelubang anusnya yang hangat menggigit,syrafku mengejang nikmat,pinggul aku gerakkan maju mundur terkadang kuselingi dengan sentakan halus keatas dan kebawah dan diapun kelihata menikmati.
Selama dalam kenikmatan berdua itu dia menyebutku " KUDAWA " alias orang jawa bertitit kuda dan sebaliknya dia kusebut " PITZA " alias burung pipit kecil dari Sumatera.Kejadian itu sudah 1 tahu lewbih dan selam itu aku aku pernah dua kali lewat telepon dan sekali lewat surat terakhir aku dengar khabar perusahaannya juga lagi mengalami kebangkrutan karena krisis moneter dan untuk sementara dia pulang kekampung istirahat katanya kalau situasi memungkinkan ia mungkin akan ke Jakarta lagi untuk mencari pekerjaan atau usaha lain.
Dalam kesendiria kini aku terobsesi dengan hobby baruku yaitu mencukur habis bulu - bulu disekitar kemaluanku.

Tempat Kost Bersejarah...!


Kisah ini kira-kira sudah empat tahun yang lalu, tapi masih suka kebayang dengan jelas kejadian di siang hari itu. Gue kuliah di Jakarta, kebetulan emang rumah gue di Jakarta, dan banyak temen-temen gue yang nggak berasal dari Jakarta nge-kost disekitar tempat kuliah. Lumayan, kalo nggak ada dosennya, bisa numpang ngaso dan tidur. Satu lagi, bisa dihitung di Jakarta, mahasiswa yang kalo kuliah pake seragam, bukan seragam model taruna, tapi harus berpakaian rapih terus selama kuliah.
Temen-temen kuliah gue juga baik-baik, jumlah cewek ama cowok dalam satu kelas berimbang. Kelas nggak terlalu besar dan yang paling enak, kuliahnya nggak berat dan nggak terlalu ngoyo kayak kuliah-kuliah di jurusan lain. Nggak ada tuh, tanda-tanda temen kuliah gue yang cowok lain dari yang lain, everyone look very straight. Ganteng iye, body lumayan iye, good looking deh ! Sampai pada suatu hari.....!
Masih jam sepuluh pagi, nanti siang ada kuliah jam satu, dosen yang jam sepuluh pagi nggak masuk, jadi, ada jeda waktu 3 jam kurang lebih buat main. Mau ding-dong atau bilyar, biasanya kagak balik lagi, ya udah, ! Akhirnya gue, Herry ama Hendro pergi numpang ngaso di kost-annya Hendro. Lumayanlah, agak luas, diatas, dan cuman satu kamar doang, mana kamarnya Hendro rapiiiiiiii banget, ampe takjub ada cowok serapi ini.
Kita bertiga mulai deh, bertebaran di tempat tidur, yang cuman kasur ditebar dilantai sambil ngobrol ngalur ngidul, dengerin radio, ngemil. Gue ngomong, tangan gue sakit nih, kemarin abis praktikum, kayaknya keselo. "Mana yang keselo" kata Hendro. " Nih sebelah kiri, dari lengan sampe pundak rasanya kaku bener!" jawab gue. Hendro langsung aja mijitin tangan gue, sambil terus ngobrol.
"Pijitan lu enak juga, Ndro" kata gue, "lanjutin aja ke pundak sekalian"
"Buka deh, baju lu, ntar lecek !" jawab Hendro, yang emang bener pijitannya enak bener!
"Gila lu, ntar Herry terangsang aja, mampus gue!" Kata gue.
"Buset, sama-sama cowok aja takut!" Herry nyahutin.
Posisi gue saat itu antara Herry dan Hendro, Herry ada dikanan gue, nyender ke tembok, terus Hendro mijitin tangan kiri gue.
"Takut sih kagak, Ry, gue cuman pake kolor doang juga berani, telanjang bulat pun berani gue, sapa takut" jawab gue.
"Ayoh, taruhan!" Herry ama Hendro hampir bersamaan nyahutin " kalo lu berani pake kolor doang, top dah !"
"Lah taruhannya apaan ?Gue sih berani aja, kalo gue berani, elu berdua harus telanjang bulat di depan gue!" kesempatan, gue tantang aja sekalian. Padahal, hari itu gue cuman pake celana dalem yang tipis banget, sengaja, lapisan depannya gue sobek, trus emang udah lama dipake en sering dicuci, jadi kainnya udah tipis, mana Mini String Bikini lagi. Nekat aja, lumayan bisa ngeliat temen gue pada telanjang.
Herry dan Hendro saling ngeliat "Sapa takut !!!!!"
"Dan gue juga harus dipijit!" tantang gue lagi. "Jadi !" jawab Hendro.
Jadi, gue buka deh kemeja gue, diliatin sama dua temen gue. Terus gue buka celana panjang gue. Titit gue belum tegang, baru setengah tegang, cuman ngebayang banget ! "Gile, celana apa celana tuh" kata Herry
"Sekarang pijitin gue" kata gue "Ndro, lu ditangan , Ry, lu dikaki....gue menang taruhankan" Kata gue sambil berbaring telentang.
Dua temen gue, nurut sambil ngomong "sialan, gue kira nggak berani, lu " kata Herry, Hendro malah ngomong "Lu gila, Al, celana tipis banget, nerawang itu !"
Gue senyum doang, mereka bedua udah mau mijitin gue, lumayan, pegel ilang gratis !
Pas mereka mau mulai, gue ngomong "eit, telanjang dulu elu bedua, janjinya kan gitu !"
"Gila, lu.....pake celana dalem aja !" bedua mulai protes.
"nggak ada, taruhannya cuman itu !" kata gue.
Mulai deh, bedua pada lepas baju. Hendro, orangnya putih, tititnya lumayan dalam keadaan nggak ngaceng, dan disunat, bulu jembutnya biasa aja, dan rapih sekitar pangkal kemaluannya. Herry, sawo matang, tititnya juga lumayan gede, dengan jembut yang lebat. "Pijit !" Kata gue.
Hendro mijitin tangan gue, tangan gue pas berada dibawah bijinya, dia setengah berlutut. Sementara Herry, ada di kaki gue, dua-dua bersungut-sungut, tapi masih sambil mijet.
Siapa juga yang tahan, dipijit dua laki-laki telanjang bulat. Nggak berapa lama, titit gue mulai bangun, alurnya, bentuknya keliatan jelas nerawang di celana dalem gue yang cuman selembar tipis kain putih. Gue lihat Hendro mijitnya mulai ngaco, karah dada, gue intip tititnya mulai bangun. Tiba-tiba, Hendro tengkurap, dengan tititnya pas ada ditangan gue, dan mulutnya pas ngenyot putting susu gue. Gue terus terang kaget, dengan titit Hendro ditangan kiri gue, dan tete gue dikenyot,dengan nafsu. Belum ilang kaget gue, berasa celana dalem gue ditarik dan dilepas, terus titit gue yang emang udah tegang berasa hangat. Gue mengerang (keenakan) dan gue angkat kepala gue dan ngeliat Herry sudah ngenyot dan ngulum titit gue.
Siapa nyangka ? Mata kuliah kosong, malah asik bertiga. Udah deh, gue mainin tititnya Hendro, gue kocokin tititnya. Kaki gue juga gosok-gosok ke tititnya Herry. Nggak lama, gue udah ngenyot tititnya Herry, Herry ngenyot titit Hendro, dan Hendro ngenyot titit gue. Pokoknya semua ngerasain tititnya yang lain.
Gue berdiri, ngangkang, Herry ngenyot titit gue, Hendro jilatin biji dan selangkangan gue, terus gantian, semua gaya kita cobain. Sampe, Hendro lagi telentang, gue ada didadanya, titit gue gue gosokin ke puttingnya, sementara Herry di bagian tititnya Hendro, megang tititnya sendiri sama tititnya hendro trus dikocok, tau-tau, mereka berdua pada ngerang "ah......agh......aahhhhh", diikuti dengan basahnya punggung dan pantat gue oleh peju mereka bedua yang banyak banget. Denger erangan dan semprotan gitu, langsung aja, tau-tau cret-cret-cret, peju gue ngecret banyak banget ke muka , leher dan dada Hendro.
Betiga, ngegeletak kecapean. Kita liat-liatan, trus ngetawa ngakak bareng. Mereka berdua cium pipi gue kanan kiri, gue juga cium pipi mereka.
"Coba jam kosong tiap hari, yah !" kata Herry.
"Maunya emang gitu kan !" kata Hendro.
Gue cuman nyengir, yang jelas, sejak saat itu jam kosong bener-bener dimanfaatin. Mereka sering main kerumah gue, atau kerumahnya Herry atau ke Kostnya Hendro. Sampai kita harus pisah karena kerja di lain kota. Yah, nostalgianya kalo pas cuti lah!

Cowok Dari Denmark Yang Ganteng Dan Sexy, Part 2



Ini adalah sambungan dari bagian yang lalu.
Si Michael dengan nafsunya menjilati, mengulum kontol gue yang begitu tegangnya. Buah pelir gue juga tidak ketinggalan. Setelah itu paha kanan gue diangkat keatas. Si doi dengan lidahnya yang hangat dan basah mulai menjilati pantat gue. Begitu dia melihat pantat gue yang sudah dicukur bersih (buah pelir gue juga dicukur), dia makin nafsu saja. Dia bilang "I wanna fuck your nice tight ass, baby". Tapi gue nggak mau. Gue takut. Habis guedee banget. Dia justru makin nafsu waktu gue bilang nggak mau. PAntat gue dijilatin terus. Rasa nikmatnya nggak ketulungan. Terus ujung lidahnya dimasukin ke lobang pantat gue. Gila cinq! Rasanya bumi bergetar, seperti gempa bumi saja. Gue makin menungging saja. Kaki gue udah mengangkang lebar sekali. Sangking enaknya. Setelah itu dia jilatin punggung gue, terus kebawah lagi, paha, betis dan akhirnya jari kaki gue diisep-isep dan di emut lagi.
Habis itu gue tarik badannya. Gue bilang "I wanna suck your big dick very hard". Dari pangkal kontolnya sampai ke lobang pipisnya gue jilatin. Kontolnya sepertinya makin besar dan panas saja. Denyutannya maki terasa. Setelah itu gue tidur diatas badannya yang besar dan berotot. Rasanya enak sekaleeee! Kita berdua saling gesek-gesekan. Jantung gue makin berdebar. Desahan si Michael yang sexy makin keras. Mukanya juga memerah. Dadanya memerah. Rasanya nggak ketulungan nikmatnya. Kontol gue dan kontol dia terus bercinta. Suaranya juga tambah bikin hot. Terus gue mundur kebawah, sambiljilat-jilatin dia.
Dari telinga, leher. Gue cupang tu bule. dadanya dijilatin, perut. Terus akhirnya gue sampai ke kontolnya dia lagi. Terus gue memelas:"please, hit my face with your dick".
"slap, slap. Setelah itu kita duduk ditempat tidur. Saling berhadapan. Tiba-tiba kakinya dia menjepit kontol gue. Terus dia kocok kontol gue. Naik, turun, naik, turun. SAmpai akhirnya gue udah nggak tahan lagi. Gue bilang: "I wanna cum". Dia bilang"no, not yet". Terus dia berhenti sebentar. Setelah itu kita duduk sejajar. Gue kocok kontolnya yang besar dan dia ngocokin gue. Badannya sudah menegang. paha dan betisnya juga sudah menegang. Kakinya kesana-kemari. Begitu juga gue. Kita berdua sudah hampir keluar. Tiba-tiba dia ciumin gue. Dia masukin lidahnya ke mulut gue sedalam-dalamnya. Gue udah nggak tahan
Aaarr....ggghhh, "I am cumming".Ooooo...h. Gue semprotin peju gue ke mukanya. Desahan dia juga nggak kalah kerasnya. Semprotannya juga keras, crrreeet, crreeet "Shit, ooooh, fuck, aarrr..ggh!!!". Dia bilang "You are a hot fucking son of a bitch".
Hari itu juga gue keluar (ngecret) 5 kali dan dia 3 kali. Selama 4 hari berturut, turut kita ngesex sepuas-puasnya. Sampai akhirnya kita berpisah. Hanya 1 kali kita berkiriman surat. Tapi sampai saat ini hanya tinggal memory saja.

Cowok Dari Denmark Yang Ganteng Dan Sexy, Part 1



Nama gue Andi. Pertama kali gue main cinta sama cowok 5 tahun yang lalu waktu masih berumur 21 tahun. Waktu itu gue sekolah di Eropa Barat. Seperti biasa, liburan terpanjang disana waktu musim panas, yang dimulai akhir bulan Juni. Liburan itu gue pergi ke Yunani sendirian dan bertujuan ke pulau Kreta. Tiba di Yunani (daratan Eropanya) gue langsung ambil Ferry untuk melanjutkan perjalanan ke P.Kreta.
Diatas ferry, kelihatannya sudah berjam-jam, walau hanya baru 1 jam saja. Membosankan sekali kalau sendirian. Tapi tiba-tiba diatas dek terlihat cowok berambut pirang, badan tegap,tingginya 190cm (gue tigginya 180cm), berotot. Jaraknya hanya 3 m dari gue. Berharap-harap dia akan melirik ke arah gue. dan doa gue terkabulkan. Pertama-tama dia memang kelihatan cuek. Tapi beberapa saat kemudian dia menatap dengan tajam. Terus terang gue jadi tersipu malu. Tapi gue lawan itu tatapannya. Gue jadi deg-degan, dan darah sudah mulai mengalir ke kontol gue. Tapi untung gue bisa tahan. Beberapa menit kemudian setelah saling lihat melihat, dia datang ke gue dan menegur. Dia tanya "sudah lama di Yunani?". Dan gue jawab belum. Terus akhirnya kita ngobrol terus. Ternyata dia dari Denmark dan umurnya 25 tahun.
Gue belum tahu pasti apa dia suka sama cowok atau nggak. Soalnya dia macho banget.tapi dari tatapannya ke gue sih dapat dibilang dia memang suka. Sudah lama juga mengbrol akhirnya gue nggak tahan melihat ototnya dia (otot bisepnya). Dia pakai kaos buntung kaya singlet, yang agak ketat. Karena nggak tahan, gue langsung saja pegang ototnya. Terus gue bilang "wah kamu berotot juga. Bagus juga badan kamu". Gue beraniin diri saja. Terus dia bilang "saya soalnya pemain Rugby di Universitas saya di Denmark".
"dan saya latihan tiap hari" lanjutnya. Terus tiba-tiba dia pegang otot bisep gue juga. Dia bilang "Badan kamu juga bagus". Jantung gue tambah deg-degan saja. Kontol gue sudah setengah ngaceng.
Tapi selama diatas kapal kita sama sekali tidak menyinggung-nyinggung soal sex. Tapi kita akhirnya bersepakat untuk menginap sekamar dihotel yang sama. Sampai hotel, kita dapat kamar double bed. Lalu dia langsung pergi ke kamar mandi. Waktu itu pikiran gue udah porno saja. Sudah membayangi bagaimana kalau dia telanjang bulat. Penasaran juga kepingin lihat kontolnya. Gue udah ngaceng . Keras total. Untung dia mandinya agak lama, jadi gue bisa mengalihkan perhatian gue ke lain hal. Kontol gue tidur lagi. Setelah itu dia keluar dari kamar mandi, hanya dengan handuk. Badannya yang masih sedikit basah, dadanya yang bidang dan berotot, kembali membuat jantung gue berdebar-debar dan darah mulai mengalir lagi ke kontol gue.
Tapi tetap gue tahan. Gue masuk ke kamar mandi dan mandi. Setelah selesai gue juga pakai handuk. Dan si Michael ternyata sudah berbaring terlentang diatas tempat tidur, tanpa handuk, hanya kain tipis yang menutupi selangkangannya. Kedua kakinya mengangkang, sambil memainkan jari-jari kakinya. Jendolan di selangkangannya kelihatan besar. Ini semua membuat gue jadi ngaceng (hanya baru setengah). Tiba-tiba dia tarik handuk gue, dan akhirnya gue telanjang bulat. Kontol gue langsung seperti melompat keatas. Kepala kontol gue menuju langit-langit. Belum pernah kontol gue sekeras itu. Lalu dia menarik kain yang menutupi kontolnya. Kontolnya makin membesar dan keras.
Terus terang, mata gue melotot melihat kontolnya yang gedee banget. Gue jadi gemeteran. Air liur sudah tertimbun dimulut. Akhirnya nggak tahan lagi gue langsung saja serbu dan serang itu kontol. Kontolnya juga nggak disunat. Kontolnya gue jilat, isep, kulum. Lobang pipisnya gue mainin. Gue sebenernya belum pernah isep dan kenyot konyol. Tapi gue udah sering latihan pakai pisang atau ketimun. Pokonya dia jadi hot banget. Dia menggeliat, mendesah. Desahannya membuat gue juga jadi hot berat. Penasaran sama kontolnya yang gede, gue ambil penggaris. Ternyata panjangnya 22.5 cm dan diameternya 5.5 cm. Biji pelernya juga gede-gede dan menggantung.
Setelah itu giliran dia yang pingin makan badan dan daging gue. Pertama-tama leher, lalu toket gue dijilat, puting susu gue diiesp. Puting gue jadi ikut ngaceng. terus dia jilatin perut gue sambil mengulum. Wah, Badan gue jadi basah dan banjir. SAmpai di kontol gue dia meniup-niup. Gue nggak tahan lagi. Gue pingin cobaain bagaimana rasanya kalu kontol gue diisep. TApi itu bule dasar kurang ajar, dia godain gue. Dia tunda dulu. Dia jilat paha, betis dan akhirnya kaki gue. Sampai di kaki, dia kenyot jari-jari kaki gue. Gila Boooh! Enak banget. Hot!
Pokoknya semua badan gue basah. Setelah itu baru deh dia terjang kontol gue. Gue nggak bisa memaparkan bagaimana perasaan gue waktu itu. Susah. Enaknya nggak karuan. Dia jilat lobang pipis gue.

Nasib Anak Kost, Part 3 (akhirnya ....)


Nasib Anak Kost, Part 3 (akhirnya ....)
Sore itu hari Sabtu. Jam baru menunjukkan pukul 6 lebih sedikit. Semua orang pergi ke acaranya masing-masing, kecuali aku. Aku bengong aja sendiri. Nggak ada janji dengan siapapun, nggak punya seseorang untuk diapelin. Aku nggak tau bahwa hari itu akan jadi babak baru dalam hidup saya.
Abis mandi, aku pakai kaos santai dan celana pendek (tanpa underwear, biar lebih adem). Iseng, aku buka-buka file di komputerku. Mulanya sih sekedar liat isi komputer lewat Windows Explorer. Akhirnya mah, biasa, mentoknya ke folder favoritku. Itu tuh, gambar-gambar hasil download internet (aku biasa surfing di War-net deket kampus. Jam-jam kosongnya aku udah apal, maklum untuk download gambar2 yang 'cool' sekaligus 'hot' untuk kita-kita tentu nggak bisa sembarang waktu !). Gambar-gambar itu betul-betul panas, it certainly turned me on !
Lalu ada tulisan-tulisan yang aku ambil dari Men On the Net. Yang menarik sore itu antara lain tentang pelajaran "menyedot" (ada di bawah judul Tutorial, kalau ada yang mau liat langsung). Pelajarannya lengkap, 14 langkah untuk menjadi cocksucker yang handal. Wah, mantap man. Pikiranku melayang ke mana-mana, persis seperti judul lagunya Januari Kristi. Andai saja aku punya kesempatan untuk mempraktekkannya.
Lalu terdengar suara motor masuk pelataran. Tanpa liatpun aku udah tau itu motor si Ary. Dia punya jadwal basket setiap Sabtu sore. Biasanya sih pulang sebentar, mandi, ganti baju lalu ngacir lagi entah ke mana. Dari dalam kamar, aku denger dia membuka kunci kamarnya. Nggak lama, dia jalan ke kamar mandi. Ngelewatin kamarku yang sengaja kututup pintunya, dia cuma teriak, "Lex, lu nggak ke mana-mana ?" "Nggak euy", jawabku.
"Lagi ngapain lu ?", tiba-tiba dia buka pintu kamarku. Sepintas dia keliatan udah mandi. Pakaiannya tetap yang itu; T-shirt butut dan celana gombrangnya ("Wah, pakai celana dalam nggak ya?", pikiran nakalku mulai beraksi). Cepat aku minimize Corel Photo Paint-ku yang lagi memperlihatkan foto 3-in-1 ( Sambil loco barangnya sendiri, cowok yang paling kiri nyedot yang tengah, yang tengah nyedot yang di kanan). "Lho, nggak jalan lu Ry ?", tanyaku. "Nggak ah, lagi males gua ! Lagian basket tadi capek banget", balasnya. Tanpa basa-basi dia langsung masuk dan duduk di kasurku. Yang ada di layar monitor saat itu Freecells kesukaanku. Dia memperhatikan dari belakang, ngobrol sana-sini yang nggak jelas sambil sekali-sekali ngomentarin kartu mana yang musti dipindahin.
Lalu pembicaraan berpindah ke basket. Dia ceritain tentang basketnya sore itu. Aku nanggapin secukupnya, pokoknya jangan sampai dia keluar lagi sore ini. "Kalau lu mau, gua bisa pijetin lu !", tiba-tiba mulutku bicara. Aku nggak tau dari mana itu keberanian muncul. "Boleh juga", dia bilang. And I thought it was my time to take the chance !!!!!
"Tiduran deh", kubilang sambil berdiri ambil minyak. Nggak lupa, aku kunci pintu kamar. Sekedar jaga-jaga. Lalu dia telungkup, mukanya dihadapkan ke kanan. Aku lalu duduk di samping kanan badannya. Matanya terus ngeliatin aku. Aku mulai dari kaki kanannya. Mula-mula telapaknya, lalu naik ke betis. Aku mengagumi kebagusan badannya. Well-built, kata orang Amrik sih. Merasakan kekenyalan ototnya, juga bulu-bulu kakinya yang cukup lebat, aku merasa celana aku menjadi agak sesak. Ada sesuatu yang berdenyut-denyut di dalamnya.
Sampai di paha, aku singkapkan pipa celananya sampai batas pantatnya. Matanya tertutup sekarang, mulutnya sedikit menyungging senyum. Nggak ada reaksi lain selain mengangkat sedikit pahanya supaya pipa celananya itu bisa naik maksimal. Malah pipa celana kirinya dia sendiri yang singkapkan. Bingung juga aku, kenapa dia nggak ada reaksi apa-apa sampai sejauh ini. Ya aku pijit aja pahanya yang berbulu itu dari bawah ke atas. Waktu tanganku memijat paha bagian dalamnya, sengaja aku mendorong jari-jari aku sampai menyentuh kantongnya. Aku pijit pangkal pahanya agak lama. Tetap tanpa reaksi !!! Aku sendiri yang kelimpungan.
Lalu aku pindah ke sebelah kiri badannya. Seperti tadi, mulai dari telapak kaki, kemudian betis dan berakhir di paha.
Kemudian aku beralih ke pantatnya. Sekali sentuh, aku bisa mengambil kesimpulan. Dia pakai celana dalam. Aku tekankan kedua ibu jari ke daging pantatnya yang cukup keras itu, dan aku buat gerakan melingkar. Belalainya di bawah sana tentu merasakan tekanan itu. Sesuai pengalaman, kayaknya sih nggak ada orang yang bisa tahan nggak ngaceng kalau pantatnya diperlakukan seperti itu. Aku minta dia longgarkan kancing celananya supaya aku bisa memijat pantatnya dengan lebih leluasa. Tanpa protes, dia ikutin. Malahan dia sekalian menurunkan celana gombrangnya itu sampai lutut, kemudian dengan menggunakan jari-jari kakinya, dia lepaskan celana itu sama sekali dari badannya. Yang tinggal cuma CD-nya doang. Melanjutkan prosesi, aku turunkan bagian belakang CD-nya sampai pantatnya keliatan semua, lalu aku tekan tulang ekornya dan juga daerah seputar lubangnya (Eh, mau tau nggak, ternyata pantatnya juga berbulu sampai seputar lubangnya !) Dia sedikit mengerang waktu aku lakukan itu. Selesai itu, aku naikkan lagi elastik CD-nya ke pinggang. Aku nggak mau pesta ini terlalu cepat berakhir.
Aku lalu minta dia untuk buka T-shirtnya. Dia angkat kepalanya sedikit, ditatapnya mata aku sebentar, lalu dia mengikuti permintaan aku. Mula-mula dari samping tubuhnya aku memijit tengkuknya, lalu turun ke bahu, terus ke punggung, Mukanya dipalingkan ke arahku. Matanya ! Rasa-rasanya dia punya mata ngeliatin aku terus, terutama daerah pangkal pahaku. Sampai saat akan memijat pinggangnya, aku duduki pantatnya. Sekali-sekali sengaja aku goyangkan badanku, supaya daerah pinggulnya ikut bergerak. Dia pasti menyukai tekanan dan gesekan yang dialami kontolnya, soalnya dia mengeluarkan suara-suara keenakan saat aku melakukan itu. Di tempat-tempat yang aku rasakan ada strain, tentu saja aku bantu melemaskannya (aku belajar juga tentang ini, dan aku musti bisa memuaskan klien dong !) Tapi, jujur aku katakan, sesungguhnya ini proforma saja, sebelum sampai di daerah sasaran utama. Sesekali dia memuji kepandaianku memijat.
Lalu sampailah pada saat yang ditunggu-tunggu. Aku suruh dia balikkan badannya. Tanpa tunggu perintah ke dua, dia segera balikkan badannya. Dan tanpa malu-malu barangnya ngaceng di balik celana dalamnya. Dia nggak berusaha menutupinya sama sekali. Wow !!! Aku liat ada sedikit noda basah di celananya. It's his precum
Walaupun aku mulai nggak sabar, aku belum mau menuju daerah terlarang itu. Aku mau menyisakannya untuk babak terakhir. Aku pijit dulu bagian dadanya, bagian yang aku sukai dari badannya (sebelum aku kenal bagian lainnya itu, tentu saja !)
Puting susunya menegang waktu aku urut dadanya yang berbulu itu. Tanpa bisa ditahan lagi, jariku bermain-main di seputar putingnya itu. Dia tetep tutup mata, dan nampak tak berkeberatan aku berkelana di atas badannya.
Sampai di perut, aku mengagumi otot perutnya. Begitu keras! Dan bonggol-bonggol otot di perutnya begitu seksi walaupun tertutupi dengan bulu-bulu halus. Karena harus mengurut perutnya dari bawah ke atas, aku menurunkan sedikit elastik cd-nya. Aku geser sedikit kontolnya ke arah kiri sehingga dia melintang di dalam CD. Dia nggak berusaha mengelak waktu aku menyentuh penisnya. Di lubang kencingnya tampak titik bening. Ternyata memang sudah keluar tuh mani beningnya. Cepat aku selesaikan urusan pijat di daerah perutnya tanpa ngutak-ngatik penisnya lagi.
Sambil tetap duduk sila di kanan badannya (Waktu dia telungkup, aku ada di kiri badannya, tapi setelah terlentang tentu ada di kanannya), aku ambil tangan kanannya. Sengaja kuletakkan jari-jari tangannya di atas selangkanganku. Aku mulai pijit otot deltoidnya. Wah, dia memang punya otot yang bagus di seluruh tubuhnya. Rupanya pada awalnya dia nggak sadar di mana jari-jarinya berada. Belakangan jari-jarinya mulai meraba-raba celanaku. Kubiarkan saja (memang itu yang aku tunggu !!)
Pindah ke bagian kiri tubuhnya, aku lakukan hal yang persis sama. Jari-jari tangan kirinya kuletakkan di selangkangan. Kali ini dia lebih pintar dan lebih aktif meraba-raba. Dia berusaha temukan penisku dan dia raba dari pangkal sampai ujungnya. Bahkan paha sayapun diraba-rabanya. Jarinya berusaha memasuki celah celana pendek aku, tapi posisi silaku menghalangi dia untuk bisa sampai ke sasaran. Oh, yang dia lakukan hanya menambah sempit celana pendekku saja.
Selesai semua, aku pindah ke bawah. Aku pijat paha depannya. Berkali-kali aku lihat penisnya berontak minta keluar dari sarangnya. Lalu tanganku bergerak menuju pinggangnya dan tiba-tiba aku menarik celana dalamnya ke bawah. Dan, there he was, berbaring telanjang di kasur kamarku dengan penis ngacung ke atas, berdenyut-denyut seirama dengan denyut jantungnya !!!
Lalu aku buka kedua pahanya lebar-lebar, aku bergeser mendekat. Tangan kananku menyusuri paha dalamnya mulai dari lutut dan berakhir di bijinya. Aku ulurkan tangan kiri aku, aku remas batangnya. Dia mengerang. Perlahan aku mulai mengurut batangnya yang keras dan hangat itu, dari atas ke bawah. Nafasnya mulai memburu.
Sementara tangan kananku menari-nari di atas mainan barunya, tangan kiriku meraih pangkal penisnya dan menegakkan penisnya. Mukaku merunduk mendekati sasaran. Hidungku segera menangkap aroma laki-laki yang begitu kuat memancar dari daerah selangkangannya, bau erotik !! Aroma itu memperbesar gairahku. Nggak sabar, aku buka T-shirtku. Aku hanya tinggal pakai celana pendek.
Aku jilat lubang kencingnya, rasa asin-asin-licin. Nggak sampai hitungan menit, kepalanya yang besar dan agak keunguan itu sudah bersarang di dalam mulut. Kuemut kuat-kuat sampai pipiku kempot. Dia mengerang lebih kuat. Waktu aku gelitiki daerah V terbaliknya dengan ujung lidah, dia menggelinjang. Dia tusukkan kontolnya ke dalam mulutku, sampai-sampai aku harus tahan pinggulnya dengan tangan biar aku nggak keselek.
Aku lepaskan kepalanya dari mulutku, sejenak aku mengagumi penisnya. Lebih besar dan lebih seksi dari yang aku bayangkan. Vena-venanya tampak jelas di permukaan penisnya. Lalu lidahku mulai menyusuri bagian bawah batangnya. Iseng, aku gelitiki lagi daerah pertemuan batang dengan kepalanya sampai Ary menggelinjang kegelian.
Lalu aku terus turun sampai ke kantungnya. Geli terasa di seputar mulut terkena baoknya. Lidahku mulai menjilati bijinya, terus naik ke pangkal batangnya sampai ujung penisnya. Persis seperti anak-anak lagi jilat es krim kesukaannya, aku ulang-ulangi kegiatan itu. Kantung .... batang .... kepala .... kantung .... batang .... kepala ... kantung .....
(Kata tulisan yg di MOTN itu sih, kegiatan itu nggak akan bikin seseorang cepet keluar !)
Puas begitu, aku kembali lagi ke kepalanya. Aku masukkan seluruh kepalanya ke dalam mulut, lalu aku emut-emut. Dia mengerang. Lalu sedikit demi sedikit batangnya aku telan. Nggak lebih dari separo barangnya yang 19 cm itu bisa masuk. Kalau aku coba lebih jauh, rasanya mau muntah. Lidah aku bergoyang-goyang di dalam, mengelus kepalanya, menyusuri coronanya, menggoyang-goyang batangnya.
Kemudian aku rasakan tangannya meraih kepalaku dan menekan kepala aku itu ke bawah. Dia nggak mau dilepaskan lagi. Maju mundur aku gerakkan kepala aku. Kalau dia angkat pinggul terlalu tinggi aku tekan dengan tangan aku. Ke luar masuk barangnya di dalam mulutku. Makin lama makin cepat, makin liar. Untuk menyervis batangnya yang nggak bisa masuk ke dalam mulut, aku gunakan kedua tanganku. Bergantian naik turun sampai pangkal batangnya. Erangan, desahan, teriakan tertahan, keluar dari mulutnya. Makin lama makin kuat, makin tak terkendali. Tangan kirinya mencengkram bahuku, sementara tangan kanannya menekan kepalaku lebih ke bawah, menggenggam rambutku. Gerakan mulutku makin cepat, maju-mundur-maju-mundur. Barangnya keluar-masuk-keluar-masuk. Makin lama makin cepat. Makin lama makin semangat. Tiba-tiba aku rasakan badannya mengejang! Pantatnya diangkat tinggi, menusukkan penisnya lebih dalam ke mulut aku sampai aku tersedak. Dia sudah sampai di finish!
Karena ingin mengulang apa yang pernah kulihat tempo hari dari para dan aku nggak ingin dia keluar dalam mulut aku (setidaknya tidak malam itu) aku genggam kuat-kuat pangkal penisnya dengan tangan kiriku. Kontolnya mengejat-ngejat dalam mulut. Terasa ada denyutan di pangkal penisnya itu. Aku lepaskan barangnya dari dalam mulut, aku lanjutkan sedikit menggosok kontolnya dengan tangan kanan, lalu aku acungkan penisnya tegak lurus ke langit-langit. Waktu aku lepaskan genggaman tangan kiriku dari pangkal penisnya, semprotan air maninya muncrat tinggi sekali, kemudian meluncur turun. Sebagian besar mendarat di perutnya, sisanya kena muka dan rambutku serta seprei kasurku. Kontolnya masih berdenyut beberapa kali, mengeluarkan sisa muatannya. Lahar putih mengalir menuruni batangnya yang masih aku acungkan ke atas dan tertahan di pangkal penisnya yang penuh bulu.
Sekarang giliran aku ! Cepat aku buka celana pendekku. Kontolku belepotan mani bening. Telanjang, aku lompat ke samping kanannya. Miring kiri, aku rapatkan badanku yang basah oleh keringat ke badannya yang juga banjir keringat. Penisku merapat pada pahanya. Dia mengelus-elus kepalaku. "Bukan kepala atas yang butuh belaian, Ry !", kataku dalam hati. Lalu tangannya aku ambil dan kutuntun ke bawah, ke tempat barangku yang sudah nggak sabar menunggu. Dia menggenggam kontolku. Pelan-pelan dia mulai menggerakkan tangannya sepanjang barangku. Oh, dia mengulangi lagi kejadian di kamar mandi beberapa hari yang lalu. Aku diloconya.
Supaya lebih licin, aku colek mani yang numpuk di perutnya, lalu aku oleskan ke kontolku sendiri. Dia mengikuti. Dijauhkannya sedikit badanku dari badannya, kemudian dia duduk. Sambil duduk, diambilnya sisa air mani di perutnya, lalu dioleskan ke kontolku. Dia mulai lagi ngocok barangku memakai maninya sebagai pelumas. Nggak butuh waktu lama, barangku yang sudah lelah menunggu dari tadi langsung bereaksi. Dia langsung bongkar muatan. Cairan putih kental hangat itu nyemprot tak terbendung, langsung kena badannya. Sebagian jatuh di kasur.
Lalu kepalanya menunduk. Tangannya meraih kepalaku. Diciumnya bibirku dengan hangat. "Alex," katanya, "sudah lama aku berharap seperti ini.". Lalu dia memeluk aku, menindihi badan aku. Dada ketemu dada, perut ketemu perut, kontol ketemu kontol. Mani aku dan maninya bercampur. Malam itu kami tidur berpelukan.
"Ah, andai saja aku tau dari dulu bahwa dia juga menginginkan hal yang sama !!! "
Lalu besoknya, dan besoknya, dan besoknya kami selalu mencari kesempatan untuk bisa sering bersama. Mandi bersama setelah semua orang pergi, surfing internet bareng, sama-sama terjemahkan cerita di MOTN, dan masih banyak lagi. May be next time I'll tell you some of our experiences.